Rektor USU Prof. Syahril Pasaribu kukuhkan dua orang Guru Besar Tetap (Profesor) baru bagi universitas tersebut. Kedua Profesor baru tersebut masing-masing Prof. Dr. dr. Delfitri Munir Sp.THT-KL(K) yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher pada Fakultas Kedokteran USU dan Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina Simatupang, MS yang dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kesehatan Lingkungan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

 

Dalam sambutannya pada upacara pengukuhan guru besar tersebut yang berlangsung Sabtu (21/1) di Gelanggang Mahasiwa Rektor Prof. Syahril Pasaribu menyampaikan bahwa “Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru Besar atau Profesor adalah Jabatan Fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi atau dalam hal ini adalah universitas”. Selanjutnya Rektor memaparkan bahwa “Sebagai jabatan akademik tertinggi, Profesor mempunyai kewenangan dan kewajiban khusus yaitu, Membimbing Calon Doktor, Menulis Buku dan Karya Ilmiah, Serta menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat”.

 

Hal tersebut masih ditambah lagi dengan beban kerja dosen yang mencakup beberapa kegiatan pokok yang diantaranya, Merencanakan pembelajaran, Melaksanakan proses pembelajaran, Melakukan evaluasi pembelajaran, Membimbing dan melatih, Melakukan penelitian, Melakukan tugas tambahan, Serta melakukan pengabdian kepada masyarakat, imbuh Rektor. Namun Rektor menekankan, “Tentunya dengan tugas berat ini, telah pula mendapat perhatian pemerintah dengan diberikannya “reward” dalam bentuk “Tunjangan Kehormatan” kepada para profesor yang diangkat, dengan nilai tunjangan kehormatan setara dengan 2 (dua) kali gaji pokok pada tingkat, masa kerja dan kualifikasi yang sama”.

 

Selanjutnya Rektor mengingatkan kepada kedua Profesor yang baru dikukuhkan, agar memiliki pemahaman atau persepsi, bahwa dengan dikukuhkannya saudara menjadi guru besar, diharapakan akan menghasilkan karya yang besar. Tentunya dengan karya-karya besar atau fenomenal yang akan dilahirkan nantinya, akan berdampak langsung tidak hanya bagi pengembangan kualitas diri individu, tapi juga bagi universitas ini dan masyarakat, sehingga kedepan universitas ini akan dapat berkembang menjadi lebih baik lagi, tambah Rektor.

 

Sementara itu Prof. Dr. dr. Delfitri Munir Sp.THT-KL(K) dalam Pidato Pengukuhannya yang berjudul “UPAYA DETEKSI DINI KANKER NASOFARING DI SUMATERA UTARA” memaparkan bahwa Kanker Nasofaring (KNF) adalah tumor ganas karsinoma yang berasal dari epitel belakang hidung (nasofaring) yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Penyakit ini menduduki urutan keempat dari seluruh penyakit kanker setelah kanker mulut rahim, payudara dan kulit. Penyebab pasti KNF sampai saat ini masih belum diketahui. Beberapa penelitian mendukung peran virus Epstein-Barr (VEB) sebagai faktor etiologi utama. Individu yang mempunyai alal gen HLA-DRB1*08 mempunyai resiko menderita KNF 4 kali dibanding individu yang tidak mempunyai alal gen tersebut (p<0,05). Memberdayakan petugas kesehatan di basis terdepan pelayanan kesehatan seperti dokter di Puskesmas dan Bidan desa sangat diperlukan untuk dapat berperan mendiagnosis KNF lebih dini.

 

Sedangkan Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina Simatupang, MS dalam pidato Pengukuhannya yang berjudul “PENGENDALIAN MALARIA DI INDONESIA DULU SEKARANG DAN YANG AKAN DATANG” menyampaikan bahwa Malaria juga merupakan salah satu faktor penting penyebab tingginya angka kematian bayi dan anak-anak. Infeksi malaria selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kematian prakelahiran, dan berat bayi lahir rendah.

 

Prof. Irnawati menekankan bahwa pengendalian malaria yang berhasil adalah dengan menempatkan program pengendalian ke dalam bagian integral pembangunan kesehatan nasional dan di dukung oleh kerjasama lintas sektoral pada semua tingkat, melibatkan peran serta anggota masyarakat dan orang-orang yang berkerja di bidang pendidikan, pertanian, lingkungan, sanitasi dan pembangunan masyarakat.

 

Dengan dikukuhkannya ke dua orang guru besar yang baru ini, maka saat ini USU telah memiliki sebanyak 167 orang guru besar. (vie/humas)

PetaIkonikUSU