Medan-USU: Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi serta prosesnya adalah merupakan gambaran dari suatu Kesehatan Reproduksi yang baik. Demikian disampaikan Dr dr Muhammad Fidel Ganis Siregar MKed(OG) SpOG(K), yang juga merupakan Wakil Rektor II USU ketika menjadi pembicara dalam acara Seminar Nasional Kesehatan yang berlangsung pada Sabtu (15/10) di Ruang Martabe Kantor Gubernur Sumatera Utara.

Fidel 1Selanjutnya, Dr Fidel mengatakan bahwa reproduksi yang sehat adalah perilaku individu yang berkaitan dengan fungsi dan proses reproduksi termasuk prilaku seksual yang sehat. “Salah satu cara dalam menjaga kesehatan Reproduksi adalah dengan memiliki pengetahuan atau pendidikan yang benar tentang sistem reproduksi itu sendiri”, ungkap Dr Fidel. 

 

Seminar Nasional Kesehatan yang bertemakan “Health Reproduction to Our Future Nations” tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumut. Seminar ini diikuti sekitar 300 orang peserta dari berbagai latar belakang yaitu mahasiswa dari program studi kesehatan seperti; kebidanan, apoteker, keperawatan dan kesehatan masyarakat baik dari USU, UINSU maupun dari Akademi kesehataan lainnya yang ada di kota Medan.

Fidel 3Selain Dr Fidel yang membawakan materi yang bertema “Health Reproduction for Gold Generations”, seminar juga diisi oleh dua orang pembicara lain yang juga berpengalaman dibidangnya yaitu dr Eni Gustina MPH dari Kemenkes RI dengan materi “Upaya Pemerintah Dalam Peningkatan Kesehatan Reproduksi Di Indonesia” dan Dr Lita Sri Andayani SKM MKes dari FKM USU dengan materi “Menciptakan Masyarakat Mandiri untuk Reproduksi Sehat”. 

Fidel 2Acara seminar juga dimeriahkan dengan kehadiran Babe Cabita yang merupakan seorang Komedian Stand UP Comedy Indonesia. Dalam seminar ini juga di bahas tentang akibat dari prilaku seks yang tidak sehat. Seperti Seks Pranikah pada Remaja, kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit kanker leher rahim dan kanker payudara hingga kematian pada bayi dan ibu melahirkan. 

 

“Kanker leher rahim dan payudara merupakan kanker tertinggi di Indonesia. Perempuan yang memulai aktivitas seksual pada usia kurang dari 18 tahun berpotensi mengidap alat reproduksi belum matang secara maksimal, akibatnya akan dengan mudah terinfeksi virus, termasuk virus HPV yang masih dianggap sebagai penyebab kanker leher Rahim”, ungkap Dr Eni Gustina MPH.

Fidel 4Lebih lanjut dr Eni juga mengungkapkan tentang data angka kematian yang diakibatkan oleh kanker payudara dan kanker rahim tersebut. “kasus kanker payudara dan kanker leher rahim yang merupakan salah satu penyebab tertinggi kasus kematian pada perempuan, masih menjadi tantangan yang harus kita upayakan dengan sungguh-sungguh. Kasus baru kanker tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara (40.3 per 100.000) dengan rate kematian 16.6 per 100.000, diikuti dengan kanker leher rahim (17.3 per 100.000) dengan rate kematian 8.2 per 100.000”, demikian tutur dr Eni. (Humas/Andi).

PetaIkonikUSU