MEDAN–HUMAS USU: Upacara peringatan Hari Pahlawan ke-72 di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU) yang dipusatkan di halaman depan Gedung Biro Pusat Administrasi (BPA) USU, dipimpin langsung oleh Rektor USU, Prof Dr Runtung Sitepu, SH dan diikuti oleh seluruh  pimpinan universitas, dosen, pegawai, mahasiswa dan sivitas akademika, Jum’at (10/11). Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengenang dan menghayati nilai-nilai kepahlawanan sebagai suatu bentuk penghormatan atas para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi memperjuangkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

Pada kesempatan itu, Menteri Sosial Republik Indonesia, Khofifah Indar Parawansa, dalam amanat yang dibacakan Rektor USU melalui pidatonya menyampaikan bahwa, peringatan Hari Pahlawan yang digelar setiap tanggal 10 November adalah momen reflektif untuk memberi makna atas pengorbanan para pahlawan, dengan menyalakan jiwa kepahlawanan dalam perjuangan mengisi kemerdekaan.

 

Peringatan Hari Pahlawan, pesan Khofifah, harus dapat diambil apinya, bukan abunya. Sebagaimana yang dikatakan Bung Karno bahwa semangat kepahlawanan adalah semangat rela berjuang, dengan penuh idealisme dan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Menjaga semangat kepahlawanan bukanlah cukup hanya dengan memelihara patriotisme defensif, namun memerlukan patriotisme positif dan progresif. Patriotisme sejati bukanlah sekadar mempertahankan, melainkan juga memperbaiki keadaan negeri.

Hari Pahlawan 1 Lebih lanjut disampaikan Rektor, bahwa Pemerintahan Republik Indonesia di bawah pimpinan Presiden Jokowi telah hadir menawarkan visi yang transformatif, yakni “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong.” Visi tersebutlah yang kemudian menghasilkan sembilan agenda prioritas pemerintahan yang disebut dengan Nawa Cita yang dikategorisasikan melalui tiga ranah yakni ranah mental kultural, ranah material (ekonomi) dan ranah politik.

 

Ditegaskan pula oleh Mensos tentang gerakan revolusi mental yang tengah diperjuangkan oleh Pemerintah, yang diharapkan mampu mendorong Gerakan Hidup Baru dengan bentuk perombakan cara berpikir, cara kerja dan cara hidup yang merintangi kemajuan. Di samping itu juga diupayakan adanya peningkatan dan pembangunan cara berpikir, cara kerja dan cara hidup yang lebih baik. Dengan demikian disimpulkan bahwa Gerakan Hidup Baru adalah gerakan revolusi mental untuk menggembleng manusia Indonesia menjadi manusia baru yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali dan berjiwa api yang menyala.

 

Seusai upacara bendera, acara dilanjutkan dengan bersantap ringan bersama seluruh pimpinan universitas dan pegawai, yang menunya sudah tersedia di meja saji atrium Biro Pusat Administrasi USU. (Humas)

PetaIkonikUSU