MEDAN – HUMAS USU : Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) selenggarakan Kongres Nasional (Konas) II dan Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) II, bertempat di Aula Fakultas Kedokteran USU Jl Dr Mansyur Medan, 23-24 November 2017. Tema yang diusung adalah “Biomedical Sciences on Environment and Human Disease” dengan sub tema “Aplikasi Iptek untuk Adaptasi Perubahan Iklim”.

Konas 2

Konas II dan Temilnas II KIBI dibuka oleh Rektor USU yang diwakili oleh dr. Farhat,Sp. THT-KL(K) dengan disaksikan oleh Dekan FK USU, Dr. dr. Aldy Syafruddin Rambe, Sp.S(K), dan Ketua KIBI, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan seluruh hadirin.

 

Dekan FK USU, Dr dr Aldi Safruddin Rambe, Sp S(K), dalam sambutannya mewakili Rektor USU mengatakan, Temilnas II diselenggarakan dengan landasan pemikiran bahwa terjadinya perubahan iklim akan mendorong perubahan pada agen penyakit dan berpengaruh kepada manusia dengan menimbulkan penyakit. KIBI merupakan paguyuban dari program studi (prodi) magister dan doktor Ilmu Biomedik dari seluruh universitas di Indonesia. Saat ini, terhimpun 18 prodi dalam KIBI.

Konas 1

Pembicara yang dihadirkan berasal dari ilmuwan dan tokoh terkemuka dalam ilmu biomedik dan lingkungan, yakni ; Prof Oky Karna Radjasa (Kemenristekdikti), Dr Ir Nur Masripatin, MFor Sc (Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan), Dr Ir Hidayati Lubis (Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara), dan Dr Yoshitaka Ebie (National Institute for Enivronmental Studies, Jepang). Turut juga memberikan paparan, Prof Zeily Nurrachman (ITB) dan Prof Sangkot Marzuki (Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia). 

 

Prof Dr Oky Karna Rajasa menyampaikan tentang peran SDM di perguruan tinggi Menurutnya, dalam penelitian ilmu biomedik sebagai bagian dari globalisasi, maka universitas di Indonesia juga harus mengikuti sistem ranking dunia. “Salah satu yang berperan penting adalah komponen publikasi yang dinyatakan dengan Indeks Sitasi. Sehingga mau tidak mau kita harus juga memperkuat kapasitas publikasi internasional,“ ujar Prof Oky. 

Konas 3

Sementara itu dalam paparannya, Prof dr Sangkot Marzuki menyampaikan perlunya menciptakan budaya ilmiah unggulan dalam dunia kampus. Dikatakannya, terciptanya budaya itu terkait dengan menciptakan jumlah pakar yang besar dan mempunyai sikap kritis, dan mengorganisasi kelompok-kelompok riset yang dapat berbagi daya tarik serta teknologi riset, membangun jaringan nasional dan kerjasama internasional. Budaya ilmiah unggul akan mendorong peningkatan jumlah publikasi dan penelitian terapan dalam bentuk paten.

 

Temilnas II dirangkai dengan beberapa acara lain, di antaranya kuliah tamu bertema Pemurnian Protein untuk Keperluan Terapi yang menghadirkan Prof. Zeily Nurrachman pada 22 November 2017 di Gedung Abdul Hakim FK USU.  Selain itu, diselenggarakan pula Workshop real time-PCR untuk mahasiswa Biomedik FK USU. Dan sebagai penutup rangkaian Temilnas II dilakukan sosialiasi buku Sains 45, Asosiasi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), dan Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) pada 25 November 2017.

 

Konas II juga melakukan pergantian pengurus KIBI dengan menerima pertanggungjawaban pengurus KIBI periode sebelumnya. Konas II  memberikan kepercayaan kepada Dr med dr Yahwardiah Siregar dari FK USU menjadi sekretaris Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia. (Humas)

.

PetaIkonikUSU