MEDAN-HUMAS USU : Peningkatan kinerja penelitian pada sebuah perguruan tinggi harus terus didorong dan ditingkatkan, mengingat hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam penilaian akreditasi yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Demikian antara lain dipaparkan Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr Runtung Sitepu, SH, M Hum, di depan sejumlah unsur pimpinan dan perwakilan dari berbagai perguruan tinggi swasta di Sumatera Utara yang menjadi peserta dalam Workshop Peningkatan Tata Kelola Perguruan Tinggi Swasta (Penguatan PTS) Tahap II Bagi PTS Kopertis Wilayah I. Kegiatan berlangsung di Hotel Madani, April lalu.

 

Rektor USU merupakan salah satu narasumber yang dihadirkan dalam workshop yang berlangsung selama dua hari tersebut. Narasumber lainnya yang dihadirkan adalah Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Prof Dr Ir Syamsul Rizal, M Eng, Koordinator Kopertis Wilayah I Sumut-Aceh Prof Dian Armanto dan Rektor Unimed Prof Dr Syawal Gultom, M Pd.

 

Dalam kesempatan tersebut, Rektor USU menceritakan beberapa hal penting dari pengalaman yang telah dijalaninya selama dua tahun lebih memimpin dan mengelola USU. Dikatakannya bahwa sebelum dilantik sebagai Rektor USU, ia juga sebelumnya telah memiliki pengalaman yang lebih kurang sama kondisinya ketika membenahi Fakultas Hukum USU sebagai Dekan selama tiga periode.

 

Menurut Rektor USU, kelemahan dari pengelolaan fakultas atau universitas adalah karena pengelolaannya tidak didasarkan pada aspek-aspek yang dinilai oleh BAN PT. Prioritas yang harusnya diutamakan adalah bagaimana mendongkrak akreditasi program studi yang ada, meningkatkan jumlah guru besar dan staf pengajar, yang rasionya disesuaikan dengan jumlah mahasiswa, sehingga mencapai standard minimal dan berimbang.

BanPTSelain itu, ia juga mengingatkan tak kurang pentingnya meningkatkan jumlah publikasi tulisan ilmiah di jurnal internasional terindeks scopus. Juga meningkatkan kuantitas dan kualitas MoU dan MoA serta mengawal tindak lanjutnya dengan baik.

 

“Satu hal yang juga kerap diabaikan adalah ketersediaan data yang merekam seluruh kegiatan yang dilakukan oleh suatu perguruan tinggi. Data harus detil dan sistematis. Kalau belum memungkinkan didukung sepenuhnya oleh teknologi, gunakan rekam data manual, namun tercatat dan disimpan dengan rapi. Jangan memakai sistem pemadam kebakaran, di situ perlu baru disiapkan,” cetusnya.

 

Prof runtung juga memberikan beberapa tips yang bermanfaat untuk kesiapan dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para asesor. Ia menandaskan pula pentingnya bagi para dosen untuk menggiatkan membaca. Karena dengan makin banyak membaca, semakin banyak yang diketahui dan semakin banyak yang tidak diketahui dan ingin diketahui.

 

Materi tersebut ditutup dengan sesi tanya jawab yang disambut berbagai pertanyaan seputar hambatan-hambatan yang dihadapi oleh para staf pengajar di perguruan tinggi swasta baik dalam kegiatan belajar mengajar, maupun hal-hal yang berhubungan dengan tata kelola perguruan tinggi dan strategi pengembangannya. (humas)

PetaIkonikUSU