USER/PIJAR, Medan. Budidaya tumbuhan di Indonesia yang begitu beragam berpotensi menghasilkan berbagai kandungan/zat yang bermanfaat. Salah satunya adalah minyak Atsiri. Pengoptimalan minyak Atsiri menjadikannya sebagai salah satu komoditas ekspor utama Indonesia untuk meningkatkan pendapatan dalam negeri. Dua mahasiswa terbaik asal Universitas Sumatera Utara mendulang sukses menduduki peringkat wahid di dua kategori, yaitu peringkat 1 Karya Ilmiah serta juara 1 Karya Tulis dalam kompetisi Atsiri yang diselenggarakan melalui Dewan Atsiri Indonesia.

 

Penyerahan trofi dan uang tunai dilaksanakan pada saat pagelaran AAC (Asian Aromatherapy Conference) & AAIC (Asian Aroma Ingredients Congress) yang kelima bertempat di Daerah Istimewa Yogyakarta akhir April 2018 silam. “Saya dan seorang teman saya mengikuti ajang minyak Atsiri. Nah saya sendiri lomba di cabang Karya Ilmiah. Awal mulanya, saya langsung apply di Desember akhir 2017” ucap Ikhwanuddin, mahasiswa S2 Program Studi Fisika – FMIPA USU. Lebih lanjut, mahasiswa berprestasi peraih IPK 3,81 ini mengangkat Tentang Alat Deteksi Tingkat Kemurnian Minyak Atsiri Menggunakan Biosensor Chitosan. “Pada umumnya, minyak Atsiri biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan baku pembuatan parfum, makanan, dan kosmetik. Lebih dari itu, berdasarkan judul yang saya tawarkan, bisa dioptimalkan untuk mengetahui kepalsuan minyak Atsiri. Penelitian saya ini tergolong baru dan belum pernah ada sebelumnya” kata mahasiswa yang menempuh pendidikan S1 Fisika di USU ini.

Dari sebelah kiri Karya Ilmiah Ikhwanuddin mahasiswa S2 FISIKA FMIPA USU dan sebelah kanan Karya Tulis Populer Zikri Noer mahasiswa S3 FISIKA FMIPA USU

 

Ada sekitar 100 peserta dari seluruh Indonesia untuk kategori umum beserta dosen dan mahasiswa S2 maupun S3. Acara yang sukses diselenggarakan perdana di akhir April yang berlokasi di Yogyakarta ini menarik perhatian para perusahaan yang berinvenstasi di bidang minyak Atsiri, hingga selevel mancanegara meliputi Asia seperti Republik Rakyat Tiongkok dan kawasan Eropa, yaitu Perancis, Amerika Serikat, dan lainnya. Dengan hadirnya Dewan Atsiri Indonesia yang mengadakan kompetisi sekaligus konferensi tentang minyak Atsiri pertama di Indonesia ini, menjadi wadah untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan serupa selanjutnya. Sebagai informasi, dua tahun berikutnya akan dilaksanakan di Shanghai, Republik Rakyat Tiongkok.

 

Peraih Karya Tulis Terpopuler, Zikri Noor menjelaskan “Penelitan yang saya lakukan bersama rekan saya Ikhwan berjudul Blackbox Potensi Radiasi Benda Hitam Sebagai Teknologi Pengering Cengkeh. Judul ini juga masih berkaitan dengan produk minyak Atsiri. Manfaaatnya adalah untuk meningkatkan kualitas minyak cengkeh dari pengering menggunakan Blackbox. Perbedaan penelitian saya dengan Ikhwan adalah di proses pasca panen” kata Zikri Noer, mahasiswa S3 Fisika USU ini.

Suasana saat malam penganugerahan di Daerah Istimewa Yogyakarta AAIC

 

Dua delegasi dari Sumatera Utara yang menjuarai ajang bergengsi ini turut mengharumkan nama Universitas Sumatera Utara di kancah Internasional. Kedua mahasiswa berprestasi ini berencana menjadi peneliti. Salah satu kontribusi nyata mereka adalah dengan memiliki adik binaan di Schneider Team yang bergerak dalam bidang riset, dengan mengantarkan Andika Pratama, mahasiwa jenjang Strata-1 Fisika angkatan 2015 berhasil menjadi Juara I  Mawapres Utama Tingkat Sarjana Universitas Sumatera Utara.

 

“Kegiatan ini dihadiri para pebisinis minyak Atsiri yang tertatik dengan potensi minyak Atsiri kedepannya. Saat ini kami sedang mengusahakan untuk di hak patenkan, sesegera setelah penelitian ini disempurnakan. Studi/riset ini terlebih dahulu di ujicoba selama tiga bulan penelitian” akhiri mereka. (Dinda Nazlia Nasution)

PetaIkonikUSU