MEDAN - HUMAS USU: Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) USU menggelar Program Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2018 yang berlangsung dari tanggal 12 hingga 14 November 2018, bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) dan didukung oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. Hadir membuka acara, Rektor USU, Prof Runtung SH M. Hum. Turut hadir dalam acara, Wakil Rektor II USU, Prof Dr dr M Fidel Ganis Siregar,MKed(OG) SpOG(K) dan Dekan Fakultas Kedokteran USU, Dr dr Aldy Safruddin Rambe, Sp S (K).

KGN 2018 bRektor dalam sambutannya menyampaikan, bahwa acara yang sudah berlangsung untuk ketiga kalinya di USU itu sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan edukasi terkait pemeliharaan gigi yang baik dan benar. Selain itu, imbuh Rektor, perkembangan FKG USU yang semakin meningkat dengan akreditasi A yang telah diraih, secara otomatis juga membawa peningkatan harapan masyarakat pula terhadap pelayanan kesehatan yang semakin prima dan bermuara pada peningkatan mutu universitas. Dalam kesempatan itu, Rektor juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas terselenggaranya acara tersebut.

KGN 2018 aDekan FKG USU, Dr Trelia Boel, drg, M Kes, Sp. RKG (K) dalam sambutannya menyampaikan, bahwa melalui program kerjasama ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat Medan khususnya, karena selain memberikan perawatan kesehatan pada mulut khususnya gigi secara gratis juga memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan dilaksanakan mulai pukul delapan hingga pukul empat sore yang meliputi pencabutan gigi sederhana dan penambalan gigi.

KGN 2018 cDr. Trelia menambahkan, dalam program ini FKG USUtelah mempersiapkan tenaga medis yaitu dokter gigi dibantu mahasiswa-mahasiswa FKG USU sebanyak 133 orang ditambah 27 dokter spesialis. Jumlah ini mengantisipasi tingginya antusiasme masyarakat Medan yang melakukan pemeriksaan gigi dimana perharinya ditargetkan sebanyak 400 atau 1200 pasien selama tiga hari.

KGN 2018 fDivision Head fot Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia, drg Ratu Mirah Afifah GCClintDent, MDSc, mengungkapkan, bahwa dari 265 juta jiwa penduduk Indonesia, 57,7 persennya mengalami gangguan kesehatan pada mulut yang disebabkan rendahnya kesadaran dalam menjaga kesehatan mulut serta perilaku konsumsi yang keliru yang biasanya pola yang awam terjadi adalah kunjungan ke dokter saat penyakit mulut dan gigi telah akut.

KGN 2018 h“Melalui program BKGN ini, ditargetkan sebanyak 65 ribu masyarakat Indonesia mendapat pelayanan kesehatan serta memberikan pelatihan ke sekolah-sekolah agar memahami secara dini pentingnya menjaga kesehatan mulut dengan melibatkan 23 Fakultas Kedokteran Gigi dan 40 Cabang PDGI di berbagai wilayang Indonesia hingga Desember mendatang,”ujarnya.

KGN 2018 eFaktor makanan juga berpengaruh terhadap kerusakan gigi jika tidak disertai displin diri dalam menggosok gigi, dimana  tidak hanya gula yang berpotensi merusak gigi namun karbohidrat juga mampu menimbulkan kerusakan gigi dalam bentuk karies.

KGN 2018 dDr. Trelia dalam sesi konferensi pers menyampaikan, khusus mengenai hubungan gula tersembunyi dan gigi berlubang dan karies, memilki empat faktor yang sangat terkait satu sama lain, yaitu: Host – yang terdiri dari gigi dan air liur, Mikroorganisme atau bakteri pada plak, Substrat atau asupan makanan dan yang terakhir adalah waktu.

KGN 2018 g“Bicara mengenai substrat, gula yang kita konsumsi diubah oleh mikroorganisme di dalam mulut sehingga kondisi PH mulut otomatis berubah menjadi asam dan proses karies pun terjadi. Selain substrat, faktor waktu juga penting diperhatikan karena berhubungan erat dengan seberapa seringnya kita mengkonsumsi gula, termasuk gula tersembunyi. Namun proses karies akibat gula ini dapat dikendalikan dengan lebih mewaspadai konsumsi gula dan menginterupsi waktu pembentukan karies dengan rutin menyikat gigi pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur, khususnya menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, serta berkonsultasi ke dokter gigi minimal enam bulan sekali,” papar drg. Trelia. (Humas)

PetaIkonikUSU