MEDAN – HUMAS USU : Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk USU Dalam Pemeringkatan Kemenristekdikti 2019, bertempat di Ruang Senat Akademik USU, Gedung Biro Pusat Administrasi USU lantai 3 Medan, Rabu (30/1). Kegiatan dibuka oleh Rektor USU Prof Dr Runtung Sitepu, SH, M Hum dan dihadiri oleh para Wakil Rektor USU, unsur pimpinan Senat Akademik, unsur pimpinan Dewan Guru Besar, Majelis Wali Amanat, para Dekan dan Wakil Dekan Fakultas, Direktur Lembaga dan unit kerja yang ada di lingkungan USU, serta Tim Pemeringkatan USU.

DSC00231 640x427Hadir sebagai narasumber dalam FGD, Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kemenristekdikti, Dr Totok Prasetyo, B Eng, MT, dan anggota Tim Klasifikasi dan Pemeringkat Perguruan Tinggi di Indonesia, Dr Anang Kurnia, S Si, M Si. Dr Totok Prasetyo mengetengahkan materi yang berkenaan dengan “Pemeringkatan dan Klastering Perguruan Tinggi 2019” dan “Pembobotan Komponen Pemeringkatan dan Komponen Baru Pemeringkatan Tahun 2019”. Sementara Dr Anang Kurnia membicarakan tentang “Indikator dan Metode Perhitungan Komponen Bidang Kemahasiswaan” dan “Indikator dan Metode Perhitungan Komponen Bidang Inovasi”.


Prof dr Gontar Alamsyah Siregar, Sp PD, KGEH, selaku Ketua Dewan Guru Besar USU, dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk memajukan USU terdapat lima aspek yang harus diperhatikan, yakni tentang kelembagaan, kemahasiswaan, publikasi, inovasi dan penelitian.

DSC00215 640x427“Sebenarnya perjuangan USU untuk masuk ke klaster satu dalam pemeringkatan perguruan tinggi sangat sulit. Namun demikian, kita harus tetap bersemangat dan terus berjuang. Semoga apa yang kita harapkan dapat terwujud dalam penilaian pada tahun ini,” harap Prof Gontar.


Sementara Rektor USU, dalam kesempatan itu menyampaikan ucapan terima kasih pada dua narasumber dari Kemenristekdikti yang telah hadir untuk memberikan bimbingannya. Rektor berharap, berbagai kendala dan kesalahan teknis dalam pengisian data yang telah terjadi dalam penilaian pada tahun 2018, tidak akan terulang kembali pada tahun 2019 ini. Dengan demikian, harapan bagi USU untuk masuk dalam klaster satu peringkat perguruan tinggi di Indonesia, dapat tercapai.


Rektor USU optimis keinginan itu bisa terpenuhi mengingat adanya pertambahan jumlah produk inovasi dan jumlah paten yang dihasilkan.

DSC00226 640x427“Jumlah permohonan paten kita masih banyak, peringkat scopus juga naik dari peringkat 11 ke peringkat 10. Atas capaian ini, saya mengucapkan terima kasih untuk semangat dan kerja keras yang telah dilakukan untuk USU,” kata Rektor.


Dalam paparannya, Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kemenristekdikti, Dr Totok Prasetyo, B Eng, MT, mengatakan bahwa inovasi memegang peran yang sangat besar dalam penilaian pemeringkatan perguruan tinggi.


“Harusnya, sejak tahun 2015 USU sudah bisa masuk ke klaster satu, sehingga bisa masuk dalam peringkat QS World University Rankings. Karena berbagai perangkat pendukungnya sudah ada. Sayangnya, jumlah mahasiswa internasional yang dimiliki oleh USU masih kurang untuk memenuhi penilaian world class. The Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang menduduki ranking 1 dunia jumlah mahasiswa internasionalnya ada 70 persen dari jumlah keseluruhan mahasiswa yang dimilikinya. Sementara 60 persen prodinya sudah pasca sarjana,” kata Dr Totok.

DSC00199 640x427Dari realitas tersebut, Dr Totok berharap agar USU mampu meningkatkan jumlah mahasiswa asingnya serta jumlah prodi S2 nya.


“Masuk dalam penilaian top world university itu mampu meningkatkan martabat dan harga diri bangsa. Selain itu, dengan banyaknya mahasiswa asing yang melanjutkan studinya di universitas kita, maka akan mendorong peningkatan pendapatan negara dari sektor pendidikan,” imbuhnya.


Dr Totok mencontohkan Australia, salah satu negara yang memiliki pendapatan besar dalam bidang pendidikan. “Lebih dari 23 persen pendapatan Australia berasal dari sektor pendidikan. Ada banyak mahasiswa asing yang masuk dan belajar di Australia. Kalau hanya wisatawan, hanya beberapa hari yang bisa mendatangkan duit. Sementara kalau mahasiswa asing bisa bertahun-tahun,” katanya.

DSC00280 640x427Menurutnya, berdasarkan data yang ada, saat ini ada 15 ribu mahasiswa internasional yang tersebar pada berbagai perguruan tinggi di Indonesia. (Humas)

PetaIkonikUSU