MEDAN – HUMAS USU : Prof Dr Ramli, SE, MS, dilantik sebagai Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kota Medan 2019-2022, Jum’at (29/3). Pelantikan tersebut dilakukan serentak dengan pengurus lainnya yang dikukuhkan oleh Ketua Umum ISEI yang diwakili oleh Sekretaris Umum ISEI, Solikin M Juhro, bertempat di Gelanggang Mahasiswa USU Medan. Prof Dr Ramli yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara itu akan mengemban tugas untuk bersinergi dengan pemerintah dan stake holder lainnya, dengan tujuan berkontribusi nyata bagi perekonomian dan pembangunan bangsa.

DSC 6454Pelantikan Pengurus ISEI 2019-2022 untuk Kota Medan tersebut sekaligus dirangkaikan dengan kuliah umum bersama narasumber tunggal Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi. Terlihat hadir dalam kegiatan itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Wiwik Sisto Widayat dan jajaran pimpinan Bank Indonesia Pusat dan Medan.

Bi 2Wakil Rektor III USU Drs Mahyuddin KM Nasution, MIT, Ph D, dalam sambutannya ketika membuka kuliah umum mengucapkan selamat kepada para pengurus ISEI yang baru dilantik. Ia berharap agar para pengurus dapat bersama-sama berkarya nyata dan memberikan sumbang pemikiran bagi kemajuan perekonomian Indonesia.

DSC 6394Warek III juga mengapresiasi kehadiran Deputi Gubernur Bank Indonesia yang dapat dimanfaatkan oleh para peserta kuliah umum, untuk berinteraksi dan menggali berbagai hal yang ingin diketahui seputar prospek perekonomian Indonesia ke depan. Mengingat kekuatan ekonomi sangat memegang peran dalam proses pembangunan bangsa dan menjadi tumpuan untuk melangkah sebagai negara besar.  

Bi 1Ia juga memaparkan sebuah riset yang dirilis oleh Standard Chartered pada awal 2019, yang memprediksi 7 dari 10 negara dengan ekonomi terbesar dunia pada tahun 2030 adalah negara yang saat ini berada pada jajaran negara-negara berkembang. Di mana Indonesia diprediksi menjadi salah satu kandidat terkuat raksasa ekonomi dunia. (cnbcindonesia.com/news)

 

Menariknya, Indonesia diprediksi akan menempati urutan ke-4 ekonomi terbesar dunia. Perhitungan ini menggunakan pendekatan purchasing power parity, di mana pendekatan ini menghitung nilai mata uang yang tidak didasarkan atas nilainya di pasar uang internasional, tapi merujuk pada perbandingan harga produk sejenis antar negara.

DSC 6555“Maka saya sangat mengharapkan kepada seluruh peserta kuliah umum, agar dapat memanfaatkan secara maksimal waktu yang tersedia dalam kegiatan ini, untuk menyerap seluruh ilmu yang dipaparkan pembicara. Selain itu juga untuk menambah wawasan dan melengkapi seluruh ilmu yang telah didapatkan selama ini di bangku perkuliahan,” katanya.

 

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, mengetengahkan materi kuliah bertajuk “Perekonomian Indonesia, Prospek dan Bauran Kebijakan”, di mana ia memaparkan berbagai situasi perekonomian Indonesia terkini, berikut berbagai solusi kebijakan yang dilakukan. (Humas)

PetaIkonikUSU