MEDAN – HUMAS USU : Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Sumut Prof Dr dr Delfi Lutan, MSc, Sp OG (K) mengatakan, berdasarkan kesepakatan bersama maka POGI menempatkan dokter spesialis obgyn di luar kota Medan selama 3 tahun. Hal itu disampaikannya usai Pelantikan Pengurus POGI Sumut 2018 - 2021 di Hotel Santika Dyandra Medan, Sabtu (13/04/2019). Hadir dalam kesempatan itu Wakil Rektor II USU Prof Dr dr M Fidel Ganis Siregar, SpOG (K).

 

"Kesepakatan ini sudah berjalan selama 6 tahun dan berlaku di seluruh Indonesia, namun baru POGI Sumut yang melaksanakannya. Kita inisiator. Harapan kita kalau sudah betah berada di daerah, dia mau untuk tetap tinggal di daerah tersebut," katanya.

POGI 2Dia mengaku agak sulit menempatkan dokter di daerah terpencil seperti Nias. Dari lima kabupaten/kota di Nias, baru dua yang sudah memiliki dokter spesialis obgyn. "Itulah yang kita ingin cari jalan keluarnya bersama pemerintah. Kendalanya hampir semua, baik minim fasilitas maupun kesejahteraannya. Sekarang kasihan, di lima kabupaten hanya ada dua orang dokter spesialis," tambahnya.

 

Sementara itu Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu) Musa Rajekshah menegaskan, minimnya minat dokter berpraktik di daerah terpencil bukan semata-mata kesalahan itu karena dokter, tetapi karena minimnya fasilitas atau alat kesehatan dan kesejahteraannya.

 

"Itu bukan semata-mata kesalahan dokter. Mungkin kalau kesejahteraannya baik dan peralatan lengkap, saya yakin dokter juga mau berpraktik di daerah terpencil, karena mars nya POGI saja kita dengar tentang pengabdian," kata Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck.

POGI 1Oleh karena itu, lanjutnya, ke depan pihaknya akan mempelajari persoalan ini baik tentang perizinan rumah sakit, kesejahteraan dan lainnya. "Artinya kita bukan membatasi berdirinya rumah sakit, bukan itu. Tetapi saat didirikan harus berani bertanggungjawab melayani kesehatan masyarakat. Karena mohon maaf, banyak rumah sakit saat ini yang memiliki fasilitas minim namun memiliki harga yang sangat mahal. Orientasi mereka semata business oriented," tegasnya lagi.

 

Musa juga mengingatkan, kehadiran dan peran aktif organisasi profesi POGI sangat diperlukan terutama dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). AKI Indonesia, kata Wagub, mencapai 305/100.000 kelahiran hidup.

 

"Target pemerintah untuk terus menurunkan AKI/AKB, salah satunya dapat dicapai melalui kerja sama lintas sektor dengan berbagai bidang keahlian,” ujar Ijeck.

 

Ketua Umum POGI Ketua Umum Dr Ari K Januarto, Sp OG (K) mengaku, dari 4.053 dokter obgyn di Indonesia, 2/3 nya ada di Pulau Jawa. "Makanya saya mengapresiasi POGI Sumut yang berinisiator menempatkan dokter spesialis selama 3 tahun di daerah-daerah. Ini sudah kewajiban POGI membantu pemerintah di Sumut, guna menyelesaikan masalah stunting, distribusi, dan masalah reproduksi di Indonesia," tambah Ari. (Humas)

PetaIkonikUSU