MEDAN- HUMAS : Untuk membangun dan dan memunculkan budaya integritas yang diyakini sebagai salah satu cara untuk menangkal perilaku korupsi, ada lima cara yang bisa ditempuh. Yang paling utama adalah berperilaku jujur dan memperlakukan orang dengan baik. Hal tersebut ditegaskan Penasehat KPK-RI, Mohammad Tsani Annafari, mengutip teori Tim Hird anddalam kapasitasnya sebagai salah seorang pembicara pada kuliah umum bertajuk “Goes to Campus – Membangun Generasi Positif”, di Auditorium USU, Jum’at (3/5).

BPJS bKegiatan yang diperuntukkan bagi kalangan mahasiswa dan civitas akademika Universitas Sumatera Utara (USU) itu merupakan kerjasama USU dengan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK-RI) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS-TK). Selain Penasehat KPK-RI, Mohammad Tsani Annafari, narsumber lain yang dihadirkan adalah Direktur Utama BPJS TK, Agus Susanto. Turut hadir Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan Sumarjono, Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja, Direktur Content CNN Indonesia Arief Wibowo, Wakil Rektor III USU Drs Mahyuddin KM Nasution, M.I.T, serta para unsur pimpinan USU lainnya.

BPJS a

Di hadapan ribuan mahasiswa USU yang memadati Auditorium, Mohammad Tsani Annafari melanjutkan empat hal lain yang mendukung pernyataannya sebelumnya.

 

“Kita harus bisa memastikan diri akuntabel bukan hanya kepada atasan, tetapi juga pada rekan sejawat. Perlakukan semua orang secara adil, tanpa memandang posisi mereka,” katanya.

 

Yang tak kurang penting, lanjutnya, adalah melakukan self audit, mempelajari persepsi orang lain tentang kita dan memperbaiki kesalahan. Menurut Doctor of Philosophy bidang Ekonomi dan Manajemen Teknologi dari Chalmers Tekniska Hogskola, Gotthenburg, Swedia (2012) itu, untuk membentuk integritas dan identitas personal, maka diperlukan tiga tahap yakni humanizing value, personalizing value dan develop congruence.

BPJS gMohammad Tsani mengimbau kepada para generasi muda untuk menjadi generasi positif dengan membiasakan diri pada perilaku integritas, melibatkan diri dalam berbagai kegiatan positif dan mengambil inisiatif mendorong kegiatan positif. Yang tak kurang pentingnya, adalah menyelaraskan nilai dasar integritas ke dalam karakter diri sendiri, yakni sederhana, bertanggungjawab, mandiri, disiplin, berani, adil, jujur, peduli. Ia mengingatkan, bahwa generasi positif adalah generasi yang berani mengatakan tidak pada korupsi.

BPJS hSementara Direktur Utama BPJS TK Agus Susanto, dalam paparannya menyampaikan berbagai hal terkait profil, visi misi dan manfaat BPJS Ketenagakerjaan. Agus juga menegaskan komitmen lembaga yang dipimpinnya dalam mendukung tindakan anti korupsi. Disebutkannya, BPJS TK juga melakukan berbagai upaya untuk pencegahan internal atas tindak korupsi.

BPJS f

Disebutkannya, BPJS TK telah menandatangani komitmen bersama pencegahan korupsi terintegrasi antara Direktur Utama dan Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, untuk mencegah munculnya korupsi di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan. Komitmen ditandatangani 100 CEO Mitra Investasi dan Pengadaan pada tanggal 14 September 2018.

BPJS cSebelumnya, pada bagian awal acara, Wakil Rektor III USU Drs Mahyuddin KM Nasution, M.I.T menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada kedua narasumber yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya, untuk membagikan informasi, pengetahuan dan pengalamannya di hadapan civitas akademika USU.

BPJS eWarek III USU berharap, semoga kuliah umum tersebut dapat menambah wawasan  para mahasiswa USU yang hadir dalam kesempatan itu. Mengingat persoalan membangun generasi positif ini merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, demi menciptakan generasi tangguh yang dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi sedemikian pesat, serta bersiap memenangkan persaingan global.

BPJS d“Untuk menjadi pemenang yang memiliki daya saing dalam era Revolusi Industri 4.0 ini, tentu membutuhkan perhatian dan persiapan yang serius dari kita semua. Digitalisasi dan pesatnya informasi di ruang publik merupakan salah satu tantangan untuk menyelaraskan kemampuan yang kita miliki sesuai dengan tuntutan zaman, serta kedewasaan dan kesiapan dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar,” katanya.

BPJS iKemajuan zaman, lanjutnya, tidak saja memberikan ruang yang lebih luas bagi manusia untuk berkiprah positif dan meraih prestasi serta memberi manfaat terbaik bagi kehidupan. Namun kemajuan zaman juga menyertakan berbagai pengaruh negatif sebagai konsekuensi dari dunia yang semakin mengglobal dan tanpa batas. Maka, dibutuhkan sebuah kesadaran dan kekuatan, khususnya pada kalangan generasi muda milenial, untuk berani mengatakan tidak pada segala pengaruh negatif tersebut. (Humas)

PetaIkonikUSU