MEDAN – HUMAS USU : Kondisi dunia yang berkembang cepat menjadi semakin kompleks dengan laju perubahan yang semakin pesat. Revolusi perangkat lunak telah mentranformasikan kegiatan ekonomi, sehingga sebagian pekerjaan yang ada akan digantikan oleh otomatisasi teknologi. Pergeseran ini niscaya menuntut sistem dan institusi pendidikan untuk turut berevolusi menyesuaikan diri.

Hardiknas 2019 fDemikian antara lain ditegaskan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Republik Indonesia, Prof Mohamad Nasir, dalam pidatonya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2019, yang dibacakan oleh Prof Dr Runtung Sitepu, SH, M Hum, di hadapan para civitas akademika USU dalam upacara Hardiknas 2019 di pelataran depan Gedung Biro Pusat Administrasi USU, Kamis (2/5). Adapun tema peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini yaitu “Mewujudkan SDM Kompetitif, Inovatif, dan Berkarakter”.

 

Selain mengucapkan selamat atas peringatan Hardiknas tahun ini, Menristek menegaskan bahwa dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan. Hal itu sangat tegas dinyatakan melalui konstitusi yang menyatakan salah satu tujuan pemerintah negara Indonesia yang dihantar oleh perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hardiknas 2019 aPembangunan pendidikan berkualitas, lanjut Menristek, merupakan salah satu target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mendorong kesejahteraan semua kalangan. Salah satu langkah yang dilakukan diantaranya adalah membangun SDM berkualitas penduduk berusia muda dan dewasa untuk memiliki pengetahuan dan skill yang relevan, termasuk technical and vocational skills, agar mampu mendapat pekerjaan layak dan memiliki jiwa kewirausahaan.

 

Menurut Menristek, upacara kali ini harus menjadi momentum refleksi dan mengukur langkah ke depan, bagaimana pendidikan tinggi kita mampu menjawab tantangan dan merealisasikan peluang yang ada. Perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia terus mengalami perkembangan. Jumlah instansi pendidikan tinggi di Indonesia saat ini berjumlah 4.741. Namun, dengan penyelenggara sebanyak itu, angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Indonesia pada tahun 2018 masih 34,58%. Artinya, masih ada sekitar 65% anak-anak usia kuliah tidak mampu mengenyam pendidikan tinggi. Kita harus melakukan terobosan dan inovasi untuk dapat meningkatkan jumlah mahasiswa di seluruh perguruan tinggi di Indonesia dengan mutu yang baik dan relevan dengan kebutuhan pembangunan dan pasar kerja.

Hardiknas 2019 bDalam revolusi pendidikan tinggi, kata Menristek, kini bisa ditemui berbagai jenis online education, MOOCs (massive open online courses), hingga cyber university; yang telah dikembangkan oleh universitas-universitas ternama di dunia termasuk telah pula dilakukan oleh beberapa kampus di Indonesia. Mereka menyediakan berbagai mata kuliah baru seperti big data, data analytics, entrepreneurship dan lain-lain, untuk tujuan membekali lulusan perguruan tinggi dengan pengetahuan dan kemampuan bekerja serta menghadapi tantangan di masa depan.

Hardiknas 2019 cUntuk meningkatkan daya saing pendidikan tinggi, perguruan tinggi di Indonesia didorong untuk meningkatkan akreditasi institusi menjadi terakreditasi unggul (A), antara lain dengan meningkatkan jumlah dan mutu penelitian dan publikasi, kerjasama pengembangan penelitian di tingkat nasional dan internasional dan memperbanyak prestasi mahasiswa hingga tingkat internasional. Upaya itu dalam rangka memacu perguruan tinggi untuk masuk dalam jajaran universitas terbaik dunia. Program studi harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pasar dan didorong untuk terakreditasi unggul (A) dan selanjutnya didorong meraih akreditasi internasional. Penerapan budaya mutu harus dilakukan secara berkelanjutan sejalan dengan kebutuhan peningkatan kompetensi SDM yang adaptif dengan perkembangan jaman.

Hardiknas 2019 dDaya saing para dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa terus dikembangkan melalui peningkatan literasi pada data, literasi pada teknologi dan literasi pada manusia atau human. Urusan kemanusian menjadi sangat penting dalam menghadapi kompleksitas era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Kemajuan teknologi menandakan majunya pendidikan dan ilmu pengetahuan yang tetap harus memartabatkan manusia dan mensejahterakan manusia. Peningkatan interaksi dan kohesi sosial harus terjalin lebih baik antar mahasiswa juga dosen dari seluruh disiplin ilmu yang berbeda sehingga mampu meningkatkan keaktifan intelektual yang memicu berbagai ide kreatif, inovatif, kolaboratif dan berjati diri. Diharapkan semakin banyak hasil inovasi yang dilakukan dunia kampus yang diterima oleh industri.

Hardiknas 2019 eSelain itu, kualitas manusia sebagai insan akademis berkaitan dengan pembangunan karakter, harus menjadi agenda prioritas bersama. Karakter manusia yang dibangun bercirikan dengan kemampuan menegakan kebenaran, kejujuran, keadilan, kebajikan, tanggung jawab dan cinta tanah air. Mewujudkan karakter SDM yang kuat disertai dengan mental anti-koruptif menjadi agenda sangat strategis untuk mewujudkan SDM berkualitas yang disertai oleh etos kerja cerdas, yang dibangun sejak mahasiswa dan dicontohkan oleh dosen dan pengelola perguruan tinggi.

Hardiknas 2019 hStrategi untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi yaitu dengan mensinergikan dharma pendidikan-penelitian-pengabdian pada masyarakat yang didukung oleh efektivitas penta helix antara universitas, pemerintah, dan swasta/industri, serta masyarakat dan media terutama dalam pengembangan mutu mahasiswa dan lulusan, mutu SDM dosen dan tenaga kependidikan, networking, publikasi, hilirisasi hasil- hasil produk riset dan inovasi, didukung oleh pengelolaan universitas yang semakin baik, transparan dan akuntabel.

Hardiknas 2019 gUpacara peringatan Hardiknas 2019 yang dilaksanakan oleh Universitas Sumatera Utara juga diisi dengan penganugerahan dan penyematan tanda penghormatan “Satyalancana Karya Satya” dari Presiden Republik Indonesia. Anugerah tersebut diberikan kepada para PNS yang telah mengabdikan kesetiaannya pada bangsa dan negara untuk masa kerja 30 tahun, 20 tahun dan 10 tahun. Di lingkungan USU, penerima Satyalancana Karya Satya 30 tahun tercatat berjumlah 17 orang, masa kerja 20 tahun sebanyak 4 orang dan 9 orang untuk masa kerja 10 tahun.

 

Seusai upacara, Rektor USU, para Wakil Rektor dan pimpinan lembaga serta unit kerja berikut seluruh civitas akademika USU bersama-sama menikmati sajian menu sarapan pagi yang telah disediakan di pelataran belakang Gedung Biro Pusat Administrasi USU. (Humas)

PetaIkonikUSU