MEDAN-HUMAS USU : Dharma Wanita Persatuan Universitas Sumatera Utara menyelenggarakan acara Pengajian dan Halal Bihalal, bertempat di ruang IMT-GT gedung Biro Pusat Administrasi USU lt 2, Selasa (18/6/2019). Acara dibuka oleh salah seorang pengurus Dharma Wanita Persatuan USU Ny Selly Azmeila Fidel Ganis Siregar dan dihadiri oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan USU Hj Farida Runtung Sitepu serta para Pengurus Dharma Wanita Persatuan USU. Tausiah disampaikan oleh Ustad Drs H Abdul Majid Syam.
Dalam sambutannya Ny Selly Azmeila Fidel Ganis Siregar berharap, agar kiranya kekompakan dan kebersamaan pengurus dan anggota dapat terus terbina dan ditingkatkan lagi, demi tetap terlaksananya kegiatan secara istiqamah.
“Kegiatan pengajian rutin atau majlis ta'lim semacam ini sangat penting kita adakan sebagai wahana untuk menyegarkan semangat keagamaan kita dan menyuburkan keimanan, agar kita dapat menjalani kehidupan ini pada jalan yang benar dan diridhai Allah SWT,” katanya.
Sementara itu, dalam tausiahnya Ustad Drs H Abdul Majid Syam antara lain menyampaikan, tentang manfaat mempererat silaturahmi dengan cara memberi pintu maaf, juga tentang peran perempuan dalam mendukung kesuksesan suami. Ustad Abdul Majid menyampaikan pesan menarik yang dilakukan oleh kaum perempuan. Karena suami adalah penentu surga atau neraka bagi istrinya, maka seorang istri harus mengetahui apa saja yang harus dilakukan agar ia bisa menjadi ahli surga. Adapun enam kunci surga seorang istri itu adalah taat kepada suami, menjaga kehormatan suaminya, tetap berada di rumah suami, menyejukkan pandangan, ikhlas menyikapi sesuatu, sabar dan ikhlas.
Ustad Drs H Abdul Majid Syam juga mengatakan, silaturahmi tidak sekedar bersentuhan tangan atau memohon maaf belaka. Ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati. Hal ini sesuai dengan asal kata dari silaturahmi itu sendiri, yaitu shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang. Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun biasanya mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan, menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali. Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda, "Yang disebut bersilaturahmi itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR. Bukhari).
Dalam hadis lain dikisahkan pula, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasulullah SAW kepada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyembungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal shalih yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR. Bukhari Muslim).
Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat kepada Allah. Sebagai umat yang besar, kaum muslim memang diwajibkan ada yang terjun di bidang politik, ekonomi, hukum, dsb. karena tanpa itu kita akan dipermainkan dan kepentingan kita tidak ternaungi secara legal di dalam kehidupan bermasyarakat. Namun demikian, berbagai kelompok yang ada harus dijadikan sarana berkompetisi untuk mencapai satu tujuan mulia, tidak saling menghancurkan dan berperang, bahkan lebih senang berkoalisi dengan pihak lain. Sebagai umat yang taat, kita berkewajiban untuk mendukung segala kegiatan yang menyatukan langkah berbagai kelompok kaum muslimin dan mempererat tali persaudaraan diantara kita semua. (Humas/Lyd)