MEDAN – HUMAS USU : Biro Sistem Informasi Perencanaan dan Pengembangan Universitas Sumatera Utara bekerjasama dengan kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara, Komunitas Try to Zero Waste Medan (TTZW), Rumah Briket, dan Yayasan Budaya Hijau Indonesia, menggelar Sosialisasi Program Kampoeng Kadin 14, Senin (20/1) di Gedung Pancasila Universitas Sumatera Utara. Kegiatan ini merupakan program Kadin Sumut Bidang CSR dan Lingkungan Hidup. Kegiatan telah berlangsung di 13 lingkungan di Kota Medan, dan Kampoeng Kadin 14 merupakan lingkungan terakhir diadakannya sosialisasi.

sampah cSosialisasi menghadirkan dua pembicara yaitu Bathara Surya Yusuf selaku Founder Yayasan Budaya Hijau Indonesia dan Rena Arifa Simbolon selaku founder Rumah Briket. Bathara dalam paparannya antara lain mengatakan, bahwa eco enzim yang dihasilkan selama sosialisasi, akan digunakan untuk pencucian sungai dan 20 selokan besar di Kota Medan. Eco enzim adalah pengelolaan limbah organik agar tidak berakhir di tempat pembuangan sampah. Eco enzim juga bermanfaat dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti detoks racun dalam tubuh, mencuci buah dan sayur, bahkan dapat digunakan sebagai pengganti peralatan mandi.

sampah hBerpijak dari keinginan untuk menangani total sampah di kota Medan setiap harinya yang berjumlah 2 ton, Rena Simbolon mendirikan Rumah Briket, yang merupakan usaha pemanfaatan sampah organic dan berdiri sejak tahun 2015. Pada kegiatan ini dijelaskan, bagaimana Rumah Briket mengolah sampah organik menjadi briket arang. Briket arang merupakan bahan bakar yang diolah dari pembakaran sampah organik. Proses pengolahannya yaitu sampah organik dibakar hingga menjadi arang, ditumbuk, diayak, dicampur kanji hingga mengeras, kemudian di-press dan dicetak hingga menjadi briket arang. Rumah Briket menggunakan mesin yang mampu menghasilkan 250 kg briket arang per harinya. Jumlah produksi arang ini juga ditentukan oleh faktor lainnya yaitu cuaca. Produksi briket hanya bisa berjalan lancar jika matahari cukup terik.

sampah fMasyarakat juga tidak hanya diajarkan manfaat dari eco enzim maupun arang sehat, namun langsung praktik untuk mengolah sampah menjadi dua hal yang bermanfaat. Dalam setiap kali praktik pelatihan,  digunakan 300 kg limbah pada setiap pertemuannya. (Humas)

PetaIkonikUSU