MEDAN – HUMAS USU : Kantor Urusan Internasional (KUI) USU menggelar Internal Workshop Erasmus+ United, bertempat di Ruang Video Conference Gedung Biro Administrasi USU, Kamis (6/2/2020). Program Erasmus+ yang berasal dari Uni Eropa ini merupakan skema pendanaan untuk mendukung berbagai kegiatan di bidang pendidikan, pelatihan, pemuda dan olahraga. Workshop menghadirkan tiga pembicara yakni Dr Ir M Sabri, MT, IPM, ASEAN-Eng, Dr Tulus Burhanuddin Sitorus, ST, MT dan Prof Dr Eng Himsar Ambarita, ST, MT. Peserta berasal dari dosen-dosen Fakultas Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan, Universitas HKBP Nomensen, Institut Teknologi Medan, serta para mahasiswa S2 dan S3 Fakultas Teknik Mesin USU.

Iw aSekretaris KUI USU Dr Ing Pramio G Sembiring, ST, M Sc, dalam sambutan awal pembukaan workshop menyampaikan, bahwa proyek pembangunan kapasitas di bidang pendidikan tinggi yang difasilitasi oleh Erasmus+ ini adalah proyek kerjasama transnasional yang berdasarkan kemitraan multilateral, terutama antara lembaga pendidikan tinggi dari negara-negara yang memenuhi syarat. Capacitu building higher education ini memiliki fokus pada tiga kegiatan utama, yakni kegiatan pengembangan kurikulum, modernisasi tata kelola dan manajemen lembaga serta sistem pendidikan tinggi, juga memperkuat hubungan antara pendidikan tinggi dan lingkungan ekonomi serta sosial yang lebih luas. Proyek CBHE biasanya berlangsung selama 3 tahun.

Iw bDr Ing Pramio menyebutkan, proyek kerjasama yang telah terjalin dengan Erasmus+ antara lain dalam program Advanse (2015-2018), yang melibatkan FH Joanneum Austria, Naresuan University Thailand, University Putra Malaysia, Universidad de Alicante Spain, Kasetsart University Thailand, Universitas Sumatera Utara Indonesia, Universitat des Saarlandes Germany, University Teknologi Mara Malaysia dan Universitas Gadjah Mada Indonesia.

Iw gSelanjutnya ada Inspire (2018-2020) yang melibatkan FH Joanneum Austria, Universidad de Alicante Spain, Universitas Sumatera Utara Indonesia, Cracow University of Economics Poland, Universitas Andalas Indonesia, Universitas Udayana Indonesia, Universitas Katolik Parahyangan dan Bali Tangi Spa Factory Indonesia. Selain itu, ada juga proyek United (2019-2021) yang beranggotakan FH Joanneum Austria, Politecnico di Torino Italy, FH Aachen Germany, Universitas Sumatera Utara, Universitas Udayana Indonesia, Universiti Putra Malaysia, Universiti Teknikal Malaysia Melaka, Mahasarakham University Thailand dan Chulalongkorn University Thailand.

Iw eSelanjutnya proyek DS&AI (2019-2020) yang menyatukan ASian Institute of Technology Thailand,Telecast Solution Ltd United Kingdom, Sky bridge Partners Greece, PeopleCert International Ltd, Hellenic Professionals Informatics Society (Hepis) Greece, Leiden University of Netherlands, University of Minho Portugal, Athens University of Economics and Business Greece, University of Sri Jayewardenepura Srilanka, University of Peradeniva Srilanka, Syiah Kuala University Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Institut Teknologi Bandung Indonesia, Khon Kaen University Thailand dan Prince of Songkla University Thailand.

Iw cDan proyek Industrial Revolution 4.0 (2020-2022) dengan peserta yang terdiri atas Hellenic Open University Greece, Telecast Solution Ltd United Kingdom, Skybridge Partners Greece, Hellenic Profesionals Informatics Society (HePIS) Greece, Hellenics Profesionals Informatics Society (HePIS) Greece, Guglielmo Marcony University Italy, Sapienza University of Rome Italy, University Technology Mara Malaysia, University Technologi Malaysia, University Kuala Lumpur Malaysia, Syiah Kuala University Indonesia, Universitas Sumatera Utara, University of Heng Samrin Thbongkhmum Cambodia, University of Battambang Cambodia, Mean Chey University Combodia dan Ministry of Education Cambodia.

Iw f“Indonesia, Malaysia dan Thailand memegang peran penting dalam produksi mobil secara global. Berdasarkan fakta terkini, dibutuhkan lebih banyak engineer di ketiga negara tersebut. Akibatnya, sebagian besar perusahaan otomotif dengan anak perusahaan di ketiga negara tersebut menerima ekspatriat dari luar negeri untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini, yang membuktikan kurangnya kapasitas manusia lokal yang ada. Semua mitra menghadapi tantangan yang menghambat mereka dari pertumbuhan lebih lanjut dalam industri otomotif dengan kurangnya engineer berpendidikan tinggi yang berfokus pada pengembangan otomotif. Proyek United ini bertujuan untuk memperbaiki situasi di lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang berpartisipasi dan industri regional yang terlibat,” kata Dr Pramio.

Iw hDikatakannya, adapun tujuan utama dari proyek United ini adalah untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja terampil di bidang Automotive Engineering (AE), serta meningkatkan dampak positif industri otomotif terhadap pengembangan regional melalui peningkatan kapasitas, dengan cara melaksanakan pelatihan bagi staf akademik, mahasiswa dan perusahaan yang tertarik dengan Automotive Engineering. Juga untuk instalasi dan pengoperasian “Engineering Knowledge Transfer Unit” (EKTU) di lembaga pendidikan tinggi Asia Tenggara (HEI), dalam meningkatkan kesadaran dan keahlian di bidang Automotive Engineering. Serta membina kerja sama universitas dan dunia bisnis melalui pemasangan EKTU dan memanfaatkan jaringan United, yang akan mengarah pada peningkatan pengetahuan tentang AE, standar pengajaran yang lebih tinggi dan juga menciptakan kemampuan kerja lulusan yang lebih tinggi. (Humas)

PetaIkonikUSU