MEDAN – HUMAS USU : Universitas Sumatera Utara melalui Biro Sistem Informasi, Rencana dan Pengembangan (Sirenbang), menggelar Workshop Strategi Menuju World Class University, bertempat di Ruang Senat Akademik Gedung Biro Pusat Administrasi USU lantai 3 Medan, Jum’at (13/3/2020). Workshop menghadirkan pembicara tunggal Assoc Prof Dr Edy Herianto Majlan, AMIChemE, dari Universiti Kebangsaan Malaysia.

Assc gWorkshop dibuka oleh Wakil Rektor IV USU Prof Dr Ir Bustami Syam, MSME, dan dihadiri oleh Ketua Dewan Guru Besar USU yang sekaligus juga Ketua QS Ranking USU, Prof dr Gontar Alamsyah Siregar, Sp PD KGEH, Wakil Rektor III Prof Drs Mahyuddin KM Nasution, MIT, Ph D serta para staf ahli dan tenaga ahli Rektor USU, Ketua dan Tim Pemeringkatan USU, para anggota Tim QS Ranking USU, para direktur dan pimpinan lembaga serta unit kerja lainnya.

 

Dalam sambutan di awal acara, Ketua Dewan Guru Besar USU yang sekaligus juga Ketua QS Ranking USU, Prof dr Gontar Alamsyah Siregar, Sp PD KGEH, mengatakan bahwa ia optimis, apabila USU tetap mampu mempertahankan pencapaian terbaiknya sebagaimana 4 tahun terakhir, maka target yang ditetapkan pada 2024 USU mampu masuk dalam 500 besar perguruan tinggi terbaik di dunia, versi QS Ranking.

Assc c“Sebanyak 1.600 dosen yang ada di lingkungan USU akan kita sosialisasikan tindakan dan hal-hal apa yang bisa dilakukan untuk mencapai target tersebut. Hari ini kita juga akan mendengarkan sharing ilmu dan pengalaman dari narasumber dan mengerjakan apa yang bisa kita lakukan untuk mencapai target tersebut,” kata Prof Gontar.

 

Sementara itu, Wakil Rektor IV USU Prof Dr Ir Bustami Syam, MSME, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih yang setingginya bagi narasumber, Assoc Prof Dr Edy Herianto Majlan, AMIChemE, dari Universiti Kebangsaan Malaysia, yang merupakan salah seorang alumni dari Fakultas Teknik Kimia USU. Di mana kehadirannya sangat penting untuk sharing ilmu dan pengalaman. Ia menyebutkan, narasumber merupakan peneliti kawakan di Malaysia, yang sukses dalam mengelola berbagai proyek penelitian.

Assc eProf Bustami juga menerangkan bahwa anggaran penelitian yang dimiliki USU saat ini yang telah disetujui BPPTN sebesar Rp 2,5 milyar dan dari bantuan PNBP hanya Rp 1 milyar, dari Rp 25 milyar yang seharusnya disiapkan. Tentu saja dana sebesar itu, akses untuk menyelesaikan penelitian dan proyek-proyek dosen serta mahasiswa menjadi sering tak mendapatkan hasil optimal.

 

Selain itu, ia juga menyoroti banyaknya peserta workshop yang tidak hadir. Ia berharap hal tersebut tidak ada hubungannya dengan pandemi covid-19 yang tengah mewabah saat ini. “Mari bersama-sama kita memelihara kesehatan dengan baik, sehingga dapat melanjutkan perjuangan demi meningkatkan prestasi dan kejayaan USU.” 

Assc aMenurutnya, kerjasama industri dengan perguruan tinggi saat ini sudah sedemikian baik. Mengingat dalam kerjasama ini pihak industri tidak perlu mengeluarkan dana untuk tenaga SDM dan perawatan. Inilah yang disebut dengan kerjasama tripartid dan sudah berjalan dengan baik.

 

“Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) memiliki sokongan dana yang lebih besar dari pemerintah dan dunia industri di sana. Jadi sudah sewajarnya berada di grup kelas dunia,“ kata Prof Bustami.

Assc fDitambahkannya ,"Sementara kita, walaupun secara kualitatif ingin menuju ke 500 ranking, yang paling penting secara kualitatif adanya perbaikan kualitas di USU dalam segala bidang. Baik dalam prestasi mahasiswa, maupun proyek alumni.

 

Tentu tidak mungkin kita bisa memajukan seluruh bidang yang ada. Namun ada bidang-bidang yang spesifik bisa diangkat prestasinya. Ini bukan hanya tugas tim saja, namun juga bagaimana tim bisa bekerjasama dengan seluruh unit yang ada di USU,” paparnya.

Assc bSenada dengan itu, Assoc Prof Dr Edy Herianto Majlan, AMIChemE, juga mengingatkan agar targetnya jangan hanya pada ranking, namun juga pada kenaikan kualitas universitas. Dikatakannya, pimpinan universitas juga memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas perguruan tinggi.

 

“Pemimpin yang visioner tahu mau dibawa ke mana dosen dan mahasiswa yang ada dalam tanggungjawabnya. Fungsi universitas adalah untuk meningkatkan kualitas pegawai dan dosen-dosennya. Jangan hanya ingin mendapatkan pegawai yang baik. Namun juga tahu mefasilitasi dan meng-up grade pegawainya hingga menjadi yang terbaik,” katanya.

Assc hIa juga mengungkapkan, bahwa di Universiti Kebangsaan Malaysia tidak ada ujian masuk. Mahasiswa diterima melalui nilai akhir yang diperolehnya di SMA. Itulah gunanya ujian akhir sekolah itu. Juga dilakukan tes psikologi untuk mengetahui dan mencari minat siswa.

 

“Student itu bukan anak didik. Student adalah customer di universitas yang harus mendapatkan pelayanan terbaik,” tandasnya.

Assc dSelain itu ia juga menggarisbawahi pentingnya universitas dalam mengupgrade staf non akademiknya sehingga menjadi high performance dan mendukung kinerja staf akademik. “Bagi pegawai harus ada reward, peningkatan berdasarkan penilaian kinerja. Jika tak ada reward, otomatis loyalitasnya disangsikan,” katanya.

 

Ia mengingatkan agar fokus universitas jangan hanya pada membuat target belaka. Menurutnya, membuat target itu gampang. Namun bagaimana menerjemahkannya kepada semua orang untuk melaksanakan dan mencapai target itu yang sulit.

Assc iDalam paparannya, ia juga antara lain menjelaskan tentang kualitas inti kecemerlangan universitas, serta bagaimana meningkatkan output berkualitas, memacu kecemerlangan operasional dan katalis kecemerlangan. (Humas)

PetaIkonikUSU