MEDAN – HUMAS USU : Wakil Rektor II Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr dr Muhammad Fidel Ganis Siregar, M Ked (OG), Sp OG (K), mewakili Rektor USU menerima bantuan berupa Alat Perlindungan Diri (APD) untuk para dokter dan tim medis RS USU dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN), yang diserahkan langsung oleh Ketua KADIN Sumut Ivan Iskandar Batubara. Serah terima bantuan secara simbolis dilakukan di Ruang Rapat RS USU Medan, Senin (15/06/2020).

IMG 20200616 WA0009 resize 32

Hadir dalam kesempatan itu dari USU Wakil Rektor III Prof Drs Mahyuddin KM Nasution, MIT, Ph D, Sekretaris Universitas Prof Dr dr Farhat, M Ked (ORL-HNS), Sp THT-KL (K), Direktur RS USU Dr dr Syah Mirsya Warli, Sp U (K) dan sejumlah tim dokter lainnya. Sementara Ketua KADIN Sumut didampingi oleh sejumlah pengusaha pengurus KADIN Sumut, terlihat di antaranya mantan Gubsu Erry Nuradi, Hendra Utama, Murlan Tamba, Isfan Fachruddin dan lainnya.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor II USU menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan yang diberikan serta pertemuan yang diisi dengan diskusi seputar kondisi terkini dan dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 terhadap dunia usaha, perekonomian global serta psikologis masyarakat.

“Bantuan-bantuan ini memang sangat diperlukan oleh tim medis kita mengingat kondisi yang ada saat ini sudah sangat mengkhawatirkan,” kata Prof Fidel.

IMG 20200616 WA0015 resize 80

Dalam rangka menghadapi new normal, Prof Fidel menekankan perlunya untuk tetap terus memberlakukan jaga jarak dan menghilangkan budaya cipika-cipiki selama ini. Juga disiplin menggunakan masker, mengingat penularan Covid-19 yang berasal dari cipratan dan mengancam selaput lendir, sangat berbahaya.”

Prof Fidel berharap, semoga jangan ada lagi penambahan korban atau orang-orang yang akan diperiksa, sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan disiplin physical distancing dan promotif preventif yang kita lakukan.

“Jangan sampai kita pesimis meski grafik belum juga flat. Karena untuk meredanya pandemi ini belum bisa diperkirakan. Ada yang bilang September, ada yang bilang awal tahun depan. Karena memang harus bekerja ektra keras untuk membuat grafiknya melandai. Insha Allah akan berhasil semua upaya kita. Sosialisasi harus gencar untuk tindakan antisipastifnya,” kata Warek II USU.

IMG 20200616 WA0014 resize 38

Sementara Ketua KADIN Sumut menyampaikan bahwa bantuan yang diberikan merupakan tahap awal dari gerakan KADIN dalam berkontribusi terhadap penanganan COVID-19 dan merupakan gerakan nasional.

“Menghadapi kondisi yang sangat luar biasa genting ini, KADIN tentunya harus bergerak lebih dari biasanya. Ini merupakan gerakan awal sinergi dan kolaborasi antara dunia akademis dengan dunia usaha dan juga pemerintah. Gerakan ini harus digerakkan oleh sosok-sosok yang menerima amanah dari segala posisi. Tim medis berjuang dari bidang medis, sementara kami berjuang dalam mengupayakan agar dunia usaha dapat terus hidup agar pertumbuhan ekonomi tidak mati,” kata Ivan.

IMG 20200616 WA0010 resize 57

Ivan memaparkan, bahwa saat ini terdapat problem pandemi dan problem resesi yang sedang saling menekan kurvanya. Di satu sisi kita diharuskan untuk mengurangi mobilitas dan activity. Di sisi lainnya, apapun itu bisnis harus tetap bergerak. Maka, menurutnya kehadiran delegasi KADIN Sumut ke RS USU bukan hanya untuk menyerahkan bantuan saja, melainkan juga untuk bersilaturahmi dan berdiskusi mencari peluang-peluang baru.

“Tidak semua daerah akan bisa beroperasi ekonominya bergerak dan ke depan meningkatnya jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tidak akan terelakkan. Ini akan berdampak kepada krisis-krisis berikutnya kalau kita tidak hati-hati, krisis sosial salah satuya. Negara-negara besar yang cukup kuat, secara ekonomi pertumbuhan ekonominya juga terjun bebas, minus 6, minus 12 dan ini masih mukaddimah. Masih awal dan banyak yang tidak sadar. Dua sisi supply side dan demand side terkena dampaknya,” papar Ketua KADINSU itu.

IMG 20200616 WA0011 resize 31

Kalaupun dunia usaha beroperasi, jelasnya lebih lanjut, daya beli orang makin lama makin kecil. Semua dilakukan penghematan, semua kebanyakan dari kita akan melakukan pola hidup sederhana.

Ivan berharap, USU yang memiliki banyak akademisi dan praktisi diharapkan bisa bersinergi dengan para pengusaha di KADIN untuk bersama-sama mencari jalan keluar dari persoalan pandemi ini.

Problem yang ada, lanjutnya, bukan hanya pada soal cash flow saja melainkan juga soal PHK. “Jangan sampai PHK ini semakin meningkat, mengingat kebanggaan seorang kepala keluarga itu adalah kemampuannya untuk memberikan nafkah bagi keluarganya, seberapapun kecilnya. Pengusaha nasional harus ada di garis terdepan. Tim medis harusnya jangan dikorbankan, makanya yang kita pikirkan adalah bagaimana caranya agar orang tidak terinfeksi. Maka kolaborasi antara USU dengan dunia usaha dan pemerintah penting sekali dan harus segera dilakukan. Masyarakat menunggu hasil kerja kita,” katanya.

IMG 20200616 WA0012 resize 70

Menurut Ketua KADIN Sumut, salah satu cara yang bisa segera dilakukan adalah dengan melaksanakan diskusi, di mana pihak-pihak yang kompeten dapat duduk dalam satu forum berbagi pemikiran dengan tujuan yang sama, menjaga agar negara dapat terus survive dan perekonomian tetap tumbuh di tengah pandemi.

Pengusaha Sumut yang juga mantan gubernur Sumut Ir Erry Nuradi dalam sambutannya menyatakan mendukung penuh terselenggaranya kolaborasi pemerintah, akademisi dan pengusaha, mengingat ketiganya merupakan pihak yang paling penting dalam pembangunan. Erry menyatakan USU sebagai universitas kebanggaan Sumatera Utara dan ia menyampaikan ucapan terima kasihnya atas kegiatan rapid test massal gratis yang telah dilaksanakan oleh RS USU pada tanggal 8 hingga 12 Juni 2020 lalu.

“Pandemi ini tidak gampang menanganinya, terlebih perkembangannya yang sangat luar biasa, hingga hari ini belum juga turun. Lima hari lalu merupakan rekor dari peningkatan grafik Covid-19 di Indonesia di mana per hari mencapai 1.240 pasien positif. Sampai hari ini grafik masih naik turun, tapi masih belum bisa kita lega. Maka kita harus waspada dan menjaga kesehatan kita masing-masing, karena yang dites rapid atau Swab juga masih sangat sedikit.” kata Erry.

IMG 20200616 WA0013 resize 94

Dikatakannya, saat ini kita juga harus mewaspadai hal lain, di mana kelaparan mengancam bila ekonomi tidak berjalan. Pemerintah tidak akan sanggup untuk menanggung BLT terus-terusan. Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 ini stagnan karena hampir seluruh dana pembangunan yang ada dialihkan untuk penanganan pandemi. “Ekonomi harus terus berjalan. Dunia usaha harus terus berputar lagi agar bisa menghidupkan orang banyak. Makanya kita semua harus berdampingan dan bekerjasama untuk menangani seluruh dampak pandemi ini, serta mencari jalan keluar,” katanya.

Dirut RS USU Dr dr Syah Mirsya Warli, Sp U (K), menyampaikan dampak pandemi ini sangat luas dan yang paling mengerikan secara sosial. Rumah sakit juga terdampak di mana barang habis pakai yang selama ini tidak terpakai sekarang sangat dibutuhkan dalam jumlah besar. Maka pengalihan-pengalihan anggaran terus dilakukan.

“Sejak awal pandemi diumumkan pada Maret 2020, Rektor USU sudah langsung menginstruksikan RS USU untuk membantu masyarakat Sumut. RS USU harus menjadi lini terdepan bagaimana menangani Covid-19. RS USU fokus pada laboratorium karena sebenarnya Covid-19 ini paling baik dihempang di hulu, bukan di hilir. Di hilir itu maksudnya bukan menangani orang yang sakit fokusnya, karena jika penyebarannya tidak dihempang dan diagnostiknya masih lama itu membuat penyebarannya makin meluas. Tidak sanggup rumah sakit dan tenaga medis serta ventilator yang dibutuhkan untuk menanganinya. Maka kita perkuat dari sisi laboratorium, sehingga kita bisa mentracing dan mempercepat diagnostik. Dulu untuk menunggu hasil Swab PCR bisa dua minggu keluar hasilnya dari Jakarta. Sementara kalau dua minggu menunggu hasil pasien menjadi stress dan orang yang di sekitarnya juga dikhawatirkan masih berkeliaran dan berpotensi menularkan lebih banyak,” kata Dr Syah Mirsya.

IMG 20200616 WA0008 resize 52

Dirut RS USU menyampaikan ucapan syukurnya karena segala kesulitan yang menghambat sudah mulai bisa teratasi, khususnya dalam penyediaan reagensia. “Semua sudah bisa tertata dan beberapa laboratorium juga sudah melakukan pelatihan di RS USU sehingga diagnostiknya akan semakin cepat. Laboratorium makin banyak maka angka positif yang didapatkan juga semakin tinggi karena semakin banyak yang bisa diperiksa,” ujarnya.

Menurutnya, jumlah positif Covid-19 itu harus bisa segera diblok agar tidak bisa menambah penyebarannya, sesuai instruksi Rektor USU. RS USU juga sudah mengantisipasinya dengan penyediaan ruang isolasi yang ideal dan diletakkan terpisah dengan gedung utama RS USU. (Humas)

PetaIkonikUSU