MEDAN-HUMAS USU : Upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 berjalan dengan perjuangan yang sangat berat, terutama bagi mereka yang berperan langsung di garda terdepan dan mengedukasi masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan ketat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor III USU Prof Dr Mahyuddin KM Nasution, MIT, Ph D, ketika mewakili Rektor USU memberikan sambutan dan membuka webinar bertajuk “Kesiapan Masyarakat dan Adaptasi Kultural dalam Menghadapi New Normal”, Selasa (14/07/2020). Webinar disiarkan melalui channel youtube Sirenbang TV.

Kultural dWebinar ini diselenggarakan atas kerjasama Universitas Sumatera Utara dan Pemerintah Kota Medan dan merupakan kegiatan ketiga dari lima sesi webinar yang direncanakan. Turut memberikan sambutan mewakili Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan, Ir H Akhyar Nasution, M Si adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan Arjuna Sembiring. Dua narasumber yang dihadirkan yakni Dr Muryanto Amin, S Sos, M Si (Dekan FISIP USU) dan Ir Wahyudi (Ketua Badan Pembina Yayasan BITRA Indonesia). Tampil ssebagai moderator Drs Hendra Harahap, M Si, Ph D (Wakil Dekan III FISIP USU).

Kultural gLebih lanjut Warek III USU mengatakan bahwa bukanlah sebuah hal yang mudah bagi Pemerintah untuk mengubah kebiasaan masyarakat yang tadinya abai pada kebersihan diri dan lingkungan, menjadi harus rajin mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker dan menjaga jarak saat bertatap muka di era pandemi. “Ini merupakan kebiasaan baru yang sangat sulit mengikis perilaku-perilaku sebelumnya yang dihadirkan oleh kebiasaan yang dipengaruhi aspek kultural masyarakat seperti bersalaman dan berpelukan dengan handai-taulan atau para sahabat dan kolega saat bertemu dan berkerumun dalam kelompok-kelompok besar yang tidak saja dilakukan oleh kalangan muda, namun juga kalangan dewasa,” katanya.

Kultural fPadahal, lanjutnya, kultur masyarakat yang demikian cair dalam berkomunikasi itu sesungguhnya merupakan media yang paling rentan terhadap penyebaran Covid-19 dan berpotensi untuk membentuk klaster-klaster baru penderita Covid-19 di tengah masyarakat.

Kultural c“Tentu saja, bila kondisi demikian terus berlangsung, pandemi akan semakin meluas dan sulit dienyahkan. Korban yang terinfeksi terus bertambah, baik dengan atau tanpa gejala. Sosialisasi yang dilakukan sepertinya hanya membentur ruang hampa tanpa memberikan pencerahan bagi masyarakat yang dengan serta-merta melakukan upaya perlindungan dini terhadap diri dan keluarganya. Edukasi yang diberikan seolah hanya berjalan sendirian dan berlaku di kalangan terbatas, tanpa pengaruh yang berarti di tengah masyarakat umum,” sambungnya.

Kultural eKondisi demikian tentu sangat memprihatinkan dan menjadi sebuah tantangan yang tak mudah untuk dihadapi, baik oleh Pemerintah maupun pihak-pihak yang terkait dalam penanganan Covid-19. “Maka melalui webinar ini, Universitas Sumatera Utara dan Pemko Medan berharap agar seluruh tantangan yang dilandasi aspek kultural tersebut dapat dibahas secara menyeluruh dan dicarikan solusi yang tepat untuk menanganinya,” pungkas Warek III.

Kultural aPelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution, M Si, melalui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan Arjuna Sembiring, mengungkapkan Pemko Medan sejak 17 Maret 2020 sudah memulai kegiatan siaga darurat Covid-19 dan dilanjutkan pada 31 Maret 2020 menjadi tanggap darurat hingga saat ini. Pemko Medan juga sudah melahirkan Perwal No.27/2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru.

Kultural h“Kami memang tidak memilih istilah new normal karena takut masyarakat memiliki kesan situasi sudah normal sehingga kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sehari-hari tidak mengingatkan masyarakat bahwa kita masih dalam kondisi tanggap darurat menghadapi new normal,” kata Arjuna.

Kultural bIa juga berharap semoga webinar dapat membantu masyarakat dalam adaptasi kulturan menghadapi Covid-19. (Humas)

PetaIkonikUSU