MEDAN – HUMAS USU : Kampung Nelayan Seberang di Pesisir Belawan merupakan contoh  masyarakat yang kehidupannya sangat tergantung pada sumberdaya alam, yakni mangrove dan perairannya. Ketergantungan pada sumberdaya pesisir yang tinggi dapat menyebabkan eksploitasi berlebihan sehingga menimbulkan degradasi  hutan mangrove dan penurunan kualitas perairan pesisir.   Menurut  Onrizal, Ph D, Dosen Kehutanan USU, pengelolaan sumberdaya pesisir yang tidak lestari dapat mengancam kelestarian hasil tangkap nelayan sehingga mengancam penghidupannya. 

Belawan aKawasan pesisir seringkali mendapat kesan yang identik dengan suasana kumuh dan kotor.  Padahal sejatinya dahulu sejarah pesisir nusantara pernah tercatat sebagai pusat peradaban dan perdagangan yang membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya. Kondisi pesisir saat ini sangat bertolak belakang. Keberadaan Kampung Nelayan Pesisir Belawan belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.   Kesejahteraan penduduknya juga masih memperihatinkan, termasuk minimnya pembangunan sarana dan prasarana. 

 

Keberadaan hutan mangrove yang merupakan kawasan hutan lindung dan hutan produksi terbatas juga terancam oleh berbagai aktifitas illegal seperti penebangan liar, tambak liar dan pemukiman. Oleh karena itu Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sumatera Utara (LPPM USU) membuat program Desa Binaan di Kampung Nelayan Seberang  dengan  judul Desa Nelayan Pelopor Ekowisata Berkelanjutan dan Pencetak Atlit Dayung. 

Belawan dKegiatan ekowisata desa binaan ini di bawah koordinasi  Pindi Patana, M Sc dan beranggotakan Dr Achmad Delianur Nasution serta Zulham Afandi Harahap, M.Si.  Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan potensi Pesisir Belawan sebagai destinasi wisata dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem mangrove dan meningkatkan kesejahteraan warganya.  “Kegiatan ekowisata nantinya  akan dikembangkan berbasis pengelolaan masyarakat”, ujar Pindi di sela acara pelatihan dasar-dasar pengelolaan ekowisata di Kampung Nelayan, Senin (12/9). 

 

Masyarakat sangat antusias dengan adanya perintisan ekowisata ini.   Menurut Ketua Koperasi Nelayan Cinta Mangrove, Irwansyah, keberadaan ekowisata sudah sangat dinantikan oleh masyarakat Kampung Nelayan.  “Impian kami selama bertahun-tahun untuk memanfaatkan hutan mangrove akhirnya terwujud dengan program ekowisata dari Desa Binaan USU ini”, pungkasnya. Mereka menyadari menjaga hutan untuk ekowisata akan bermanfaat bagi nelayan bubu (kepiting) yang menjadi pencaharian  sebagian besar masyarakat di Kampung Nelayan.  

Belawan cUntuk mendukung kegiatan ini, LPPM USU menggandeng Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara (DISHUTSU) dan Dinas Koperasi untuk kemitraan kelembagaan.   Sesuai dengan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.49/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2017 tentang Kerjasama Pemanfaatan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dapat dilakukan dengan Koperasi.  Oleh karena itu untuk keberlanjutan program ekowisata ini masyarakat yang tergabung dalam Koperasi Nelayan Cinta Mangrove akan bermitra dengan DISHUTSU sesuai dengan kesepakatan Kerjasama yang sudah ditandatangani pihak USU dan DISHUTSU. 

Belawan bSaat ini kondisi pembangunan jalur trekking wisata dan selfie spot tahap pertama sepanjang 50 meter sudah selesai.  LPPM USU berharap fasilitas ekowisata ini dapat menjadi alternatif baru tujuan wisata berwawasan lingkungan di Sumatera Uatara dan untuk pengembangan jalur trekking selanjutnya dapat dibantu oleh pemerintah atau swasta melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR).   Tim ekowisata USU mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr. Runtung Sitepu (Rektor USU), Prof Dr. Tulus (Kepala LPPM USU), Gubernur SUMUT, Kepala Desa Palu Kurau dan Lurah Belawan I, Camat Hamparan Perak dan Camat Medan Belawan serta DISHUTSU dan Dinas Koperasi atas kerjasama baiknya. Apresiasi yang tinggi juga disampaikan kepada Tim Pengusul Desa Binaan Kampung Nelayan Seberang yang terdiri dari Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja (Ketua), Prof. Dr. Arlina Nurbaity Lubis (Wakil Ketua), Onrizal, Ph.D (wakil Sekertaris) dan Dr. Rudi Hartono (Bendahara) serta seluruh Dosen dan Mahasiswa USU yang telah berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian ini. (RJ)

 

 

PetaIkonikUSU