MEDAN – HUMAS USU: Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Dr Muryanto Amin, S Sos, M Si, menerima audiensi DPP Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT), bertempat di rumah dinas rektor Jalan Universitas no.44 Kampus USU Padang Bulan Medan, Selasa (23/2/2021).

KMDT 2Audiensi dimaksudkan untuk beramah-tamah sekaligus mengundang Rektor USU untuk menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Wisata Danau Toba dan Ekonomi Kreatif, sekaligus melantik pengurus DPW KMDT Sumatera Utara, yang akan berlangsung pada Kamis (4/3/2021) mendatang. Delegasi DPP KMDT tersebut antara lain terdiri dari Waketum DPP KMDT Enni M Pasaribu, SH, MH, MKn, CRA, Syafitra Elizabeth Tambunan, MM (Ketua Panitia FGD KMDT) dan para Dewan Pakar KMDT.

KMDT 5Selain mengundang kehadiran rektor untuk kegiatan FGD yang akan membahas potensi dan pengelolaan kawasan danau toba, DPP KMDT juga meminta kesediaan Rektor USU untuk dimasukkan ke dalam kepengurusan anggota Dewan Pakar KMDT.

 

Syafitra Elizabeth Tambunan, MM, selaku Ketua Panitia FGD KMDT, antara lain menyampaikan tentang visi KMDT yang ingin menjadikan kawasan danau toba sebagai destinasi internasional yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi para wisatawan. Syafitra menyebutkan, USU memiliki banyak pakar dan akademisi yang bisa dilibatkan dalam mencapai visi dan misi KMDT ke depan.

KMDT 6DPP KMDT melalui delegasi audiensi ini berharap, agar bisa secepatnya dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara USU dengan KMDT, sehingga bisa menjalin sinergi yang lebih intens.

 

Rektor USU Dr Muryanto Amin, S Sos, M Si, dalam kesempatan tersebut menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran delegasi DPP KMDT dan menyambut baik seluruh pemaparan, masukan dan harapan yang diberikan. Dr Muryanto juga menyatakan kesediaannya untuk berkontribusi melalui Dewan Pakar KMDT. Ia menyebutkan, sebelumnya para dosen USU sudah banyak melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di seputar kawasan danau toba, yang ditujukan untuk pengelolaan potensi kawasan tersebut.

KMDT 1Menurut Dr Mury, dari riset yang pernah dilakukan, ditemukan persoalan kultur merupakan salah satu tantangan teratas dalam pengelolaan kawasan danau toba. “Mengubah kultur masyarakat itu membutuhkan proses dan kerja keras. Apalagi ketergantungan masyarakat danau toba terhadap pemerintah itu masih sangat tinggi, sehingga untuk mengubah kultur tersebut dibutuhkan kerja ekstra keras dan waktu yang lama. Harus berangsur-angsur dan dilakukan dengan pendekatan yang bisa diterima oleh masyarakat setempat,” katanya.

KMDT 3Dr Muryanto juga menegaskan pentingnya dibuat tagline yang pasti tentang pengembangan danau toba serta disiplin dalam menyelesaikan tahapan-tahapannya. “Berapa banyak pun biaya yang digelontorkan, kalau tidak ada tagline yang pasti tentang pengembangan kawasan danau toba, tidak akan memberikan hasil yang memuaskan,” ujarnya.

KMDT 4Selain itu, Dr Mury juga menyarankan perlunya dibuat skala prioritas mengenai apa yang sesungguhnya ingin dilakukan di kawasan tersebut. Menurutnya, pembangunan infrastruktur dan kultur itu tidak bisa dilakukan bersamaan. “Mengubah kultur masyarakat setempat harus ditangani dengan lebih serius karena itu tidak mudah. Pengembangan danau toba ini harus terkonsolidasi dan terintegrasi dengan baik,” tandas Mury. (RJ)

PetaIkonikUSU