MEDAN-HUMAS USU: Pasca dilantik menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim terus melakukan pematangan dan pemantapan dalam pelaksanaan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) di lingkungan perguruan tinggi. Nadiem mengundang rapat para Rektor Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH) untuk membahas hal tersebut.

Menteri Nadiem Makarim dalam sambutannya menyampaikan empat prinsip dalam hilirisasi di bidang pendidikan. Hilirisasi di bidang pendidikan merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo untuk menciptakan produk di bidang pendidikan yang dapat digunakan secara luas.

“Saya melihat setidaknya ada empat prinsip yang harus dikedepankan dalam upaya ini, yaitu penentuan skala prioritas, deregulasi, dukungan pemerintah serta kombinasi peneliti dan pengusaha,” sebut Nadiem Makarim

WhatsApp Image 2021 05 05 at 9.26.28 AM

Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai salah satu PTN-BH di Indonesia mendapatkan kesempatan untuk memberikan pemaparan terkait hal tersebut. Melalui Rektor USU, Dr Muryanto Amin, S Sos, M Si, menyampaikan perkembangan riset dan inovasi di USU.

“Saat ini USU berkomitmen terus melakukan upaya untuk menerapkan metode Kampus Merdeka. Kita disini telah  melakukan persiapan MBKM dengan menerbitkan buku panduan tentang peningkatan sumberdaya manusia kampus seperti pertukaran mahasiswa. Selain itu USU juga melakukan perjanjian kerjasama dengan beberapa perusahaan untuk pelaksanaan magang mahasiswa. Juga tidak ketinggalan saat ini kita menggarap 42 desa untuk menjadi desa wisata di wilayah Sumatera Utara,” kata Rektor USU pada  Rapat Progres Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dan Riset Inovasi atau Unggulan di PTN-BH melalui pertemuan daring, Rabu (5/5/2021).

Ia juga menyampaikan USU mempersiapkan program strategis di bidang penelitian untuk menyokong pertumbuhan kualitas hilirisasi di bidang pendidikan. Menurutnya ini penting sebagai kontribusi USU dalam mensukseskan program MBKM.

WhatsApp Image 2021 05 05 at 9.26.27 AM

“USU telah menyiapkan beberapa program strategis dalam upaya hilirisasi, seperti peningkatan dana penelitian, tata kelola adaptif, penataan infrastruktur, digitalisasi kampus, enterprise kampus, serta kerjasama,” tambahnya.

Ditambahkan Dr Muryanto Amin, USU fokus menjadikan penelitian sebagai salah satu upaya untuk implementasi kampus merdeka. Revitalisasi alat laboratorium, kolaborasi dengan pemerintah dan perguruan tinggi swasta, serta peningkatan keikutsertaan konferensi ilmiah internasional bereputasi merupakan serangkaian implementasi strategi tersebut.

“Sebagai bentuk adaptasi kampus merdeka, USU juga hadir dalam pasar digital economy dengan meluncurkan beberapa aplikasi seperti BUSET.com, Macadamia, Minokit, serta Monitra,” ujarnya.

Penerapan kampus merdeka juga menurutnya tidak lepas dari wawasan lingkungan yang bertanggungjawab. Saat ini USU sedang dalam tahap pemantapan untuk menciptakan ekonomi hijau dengan industri yang bebas bahan bakar fosil.

WhatsApp Image 2021 05 05 at 9.26.27 AM 2

“Kehadiran USU sebagai lembaga pendidikan tinggi mengedepankan pengaplikasian penelitian dengan memunculkan industri yang bebas bahan bakar fosil, diantaranya adalah USU System Biogas Plant, Modified CPO into Diesel Engine, serta Pyroysis Plant,” sebut Rektor USU.

Ia juga menyebutkan bidang pangan, kesehatan, serta pariwisata dan konservasi tidak luput dari target USU untuk upaya hilirisasi dalam program kampus merdeka. Rektor USU meyakini potensi yang ada di sektor tersebut sangat memungkinkan untuk dikelola lebih masif.

“Kolaborasi dilakukan dalam beberapa sektor seperti pangan, kesehatan serta pariwisata dan konservasi. Semua sektor tersebut sangat potensial. Sebagai contoh saat ini USU mendirikan Eko Wisata Nelayan Cinta Magrove di kawasan Belawan, Medan. Hal ini merupakan kolaborasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknik, dan Fakultas Kehutananan,” sebutnya.

WhatsApp Image 2021 05 05 at 9.26.28 AM 1

Dalam pemaparannya, ia juga menyampaikan hambatan dan solusi yang memungkinkan dapat diambil oleh Kemendikbud-Ristek untuk diterapkan. Solusi tersebut diharapkannya mampu mendorong keberhasilan hilirisasi dalam program kampus merdeka.

“Saya melihat setidaknya ada tiga hambatan yang harus kita selesaikan segera. Kualitas luaran yang masih rendah misalnya dapat diupayakan dengan fasilitasi modul sumber pembiayaan internal dan industri untuk memenuhi kesenjangan research invorenment. Kurangnya hilirisasi riset dapat ditingkatkan dengan implementasi kebijakan insentif bagi dunia industri yang kerjasama dengan universitas. Komersialisasi riset dapat ditingkatkan dengan memerdekakan dosen dan mahasiswa untuk maksimilisasi passionnya,” pungkasnya. (RR)

PetaIkonikUSU