SIBOLANGIT-HUMAS USU: Universitas Sumatera Utara (USU) terus berbenah dalam upaya internasionalisasi kampus. Seperti diketahui, internasionalisasi kampus menjadi target utama yang dicanangkan oleh Rektor USU, Dr Muryanto Amin, S Sos, M Si, dalam kurun waktu 2021-2026. Untuk mencapai hal tersebut, ia mengusung taglineTransformation Towards Ultimate”.

“Selama lima tahun ini kita upayakan untuk melakukan transformasi di USU. Kita mengedepankan semangat “Transformation Towards Ultimate” untuk meningkatkan level USU ke tahap internasional. Transformasi ini kita sesuaikan dengan visi misi serta Rencana Strategis USU. Saya harapkan tujuan kita ini terus diingat dan tertanam di benak bapak ibu semua,” kata Rektor USU pada Jumat (21/5/2021) di The Hill Hotel & Resort Sibolangit, Deli Serdang.

WhatsApp Image 2021 05 21 at 3.35.38 PM

Ia menekankan bahwa USU ke depannya harus menjadi universitas berstandar intenasional berciri keunggulan lokal. Hal tersebut sesuai dengan visi USU yaitu menjadi perguruan tinggi yang memiliki keunggulan akademik sebagai barometer kemajuan ilmu pengetahuan yang mampu bersaing dalam tataran dunia global.

Di hadapan para Dekan di lingkungan USU pada kegiatan Rapat Koordinasi Program Kerja USU Tahun 2021-2026 tersebut, ia memaparkan target serta strategi USU pada masa kepemimpinannya. Ia menekankan pentingnya kerja sama dan koordinasi antar pihak.

“Kita harus bekerja sama untuk mencapai tujuan kita. Jangan kerja sendiri-sendiri, itu malah menyusahkan kita jadinya. Semuanya harus dapat berkolaborasi. Semangat ini harus kita kedepankan agar transformasi ini berkesinambungan,” sebutnya.

WhatsApp Image 2021 05 21 at 3.35.39 PM

Ia menekankan pentingnya transformasi di setiap lini pada tubuh USU. Tata kelola dan sistem kerja di USU menurutnya perlu untuk ditinjau kembali. Saat ini, tata kelola dan sistem kerja tersebut tidak menunjukkan kesinambungan, menurutnya.

“Tata kelola kita masih banyak yang tidak sesuai, baik misalnya dalam aktivitas, produktivitas, hingga outcomenya. Saya tidak katakan hasilnya tidak ada, tapi hasil tersebut tidaklah sustainable. Tugas itu seharusnya dapat dirincikan dan dijadikan dasar, bahkan dalam menentukan besaran remunerasi. Yang saya lihat saat ini sistem kita tidak sustain,” tambahnya.

Menurutnya, tata kelola dan sistem kerja selama ini di USU tidak konsisten. Setiap pergantian rektor dan dekan mengakibatkan berubahnya tata kelola dan sistem kerja. Dengan transformasi tata kelola dan sistem kerja, ia berpendapat USU akan memiliki patron kerja yang utuh sehingga menjadi rapi.

WhatsApp Image 2021 05 21 at 3.35.40 PM

“Untuk merapikan hal tersebut, digitalisasi kampus merupakan salah satu jalannya. Kita akan menerapkan USU one data. Seluruh aktivitas dan kegiatan di lingkungan USU nantinya akan terekam dalam USU one data tersebut. Kita akan siapkan SDM khusus untuk menginput, serta maintenancenya. Sehingga ke depannya semua hal dapat terpantau,” kata Rektor USU.

Ia menambahkan bahwa peran dekan sangat vital dalam hal monitoring serta fasilitator. Dekan harus mengenal potensi setiap prodi di lingkungannya. Fungsi dekan menurutnya turut mendukung prodi untuk pengembangan setiap prodi.

“Kerjaan dekan itu juga memantau setiap prodi. Prodi itu adalah ujung tombak untuk kemajuan fakultas dan universitas. Maka dekan harus kenal dengan potensi prodinya, agar dapat terus dikembangkan,” ujarnya.

Ia menegaskan dekan beserta wakil dekan harus mampu mengelola fakultas dengan baik sehingga setiap prodi dapat melakukan kegiatan secara maksimal. Dekan harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, serta menyediakan sarana dan prasarana yang mumpuni.

WhatsApp Image 2021 05 21 at 3.35.41 PM 1

“Dekan beserta wakil dekannya harus mampu melihat prioritas, terutama anggaran. Kita harus sediakan fasilitas yang baik di lingkungan fakultas agar dapat digunakan oleh setiap prodi. Mengenai ruangan misalnya, kita harus mengusung konsep share to another. Menurut saya bukan sebuah kebutuhan bahwa satu dosen memiliki satu ruangan. Kita sediakan saja satu ruangan model ruangan rapat, sediakan konsumsinya,” paparnya.

Penggunaan fasilitas fakultas menurutnya haruslah mengusung semangat kampus merdeka. Ia menekankan tidak ada fasilitas yang dapat dimonopoli oleh satu pihak, melainkan setiap civitas akademika dapat menggunakannya sesuai aturan. Menurutnya semangat kampus merdeka harus dapat dipahami dengan baik.

“Dalam semangat kampus merdeka, kita mengupayakan mahasiswa untuk mendapatkan belajar di luar kelas. Saat ini konsepnya adalah delapan semester di dalam kelas. Maka kita canangkan dekonstruksi kurikulum dengan dua format,” sebut Muryanto Amin.

Format kampus merdeka yang sedang ia persiapkan adalah enam semester pembelajaran dalam kelas untuk fondasi keilmuan, satu semeseter di luar ruangan, lalu setelahnya kembali ke kampus untuk satu semester lagi. Format kedua adalah lima semester di dalam kelas, dua semester di luar kelas, lalu kembali ke kampus untuk satu semester lagi. Aktivitas pembelajaran di luar kelas dapat berbentuk magang, riset, Kuliah Kerja Nyata (KKN), atau hal lainnya.

WhatsApp Image 2021 05 21 at 3.35.41 PM

“Kaprodi harus aktif untuk fasilitasi pembelajaran di luar kelas. Seperti misalnya mencari mitra untuk menerima mahasiswa magang, bekerja sama dengan berbagai pihak dan sebagainya. Karena pada dasarnya dekonstruksi kurikulum itu ada di ranah prodi. Dekan dalam hal ini memantau dan memberikan dukungan dan bantuan mensukseskannya,” tambahnya.

Kegiatan tersebut merupakan pertemuan awal pimpinan universitas dan fakultas setelah melantik dekan dan wakil dekan yang baru di lingkungan USU. Pertemuan tersebut digelar secara luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. (RR)

PetaIkonikUSU