MEDAN - HUMAS: Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Dr Muryanto Amin, SSos, MSi didaulat menjadi pembicara dalam Webinartainment Nasional dengan tema Implementasi Food Estate dalam Mewujudkan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan, Jumat (18/6/2021).
Dalam pemaparannya berjudul “Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Pertanian Berkelanjutan”, rektor merekomendasikan beberapa hal terkait pengembangan food estate di Indonesia.
Di antara rekomendasi itu adalah, Dr Mury mengusulkan pembentukan Badan Otoritas Food Estate (BOFE) yang ditopang oleh litbang perguruan tinggi.
“Pola BOFE ini bukan dimaksudkan untuk mengakuisisi lahan milik rakyat. Tapi konsepnya adalah berbagi hasil dan memanajerial food estate yang ada di Indonesia sehingga program food estate bisa maksimal sesuai yang diharapkan Presiden Joko Widodo.
Pendirian BOFE ini, menurut Dr Mury akan memudahkan pengelolaan food estate karena ditopang penelitian dan pengembangan dari akademisi beberapa perguruan tinggi. “Jadi kami dari perguruan tinggi juga bisa ikut berkontribusi di BOFE ini,” ujarnya.
Program food estate sendiri sudah sangat berhasil seperti di Jepang dan China. Keberhasilan itu, menurut rektor tidak terlepas dari peran akademisi dalam proses pengembangannya.
Program itu sendiri menurut Dr Mury merupakan langkah strategi yang tepat khususnya dalam hilirisasi industri pertanian. Kendati demikian program itu masih memiliki hambatan dan tantangan.
“Tantangan itu ada di struktural dan cultural. Struktural itu berkaitan dengan tata kelola di pemerintahan sementara cultural berkaitan dengan pola kehidupan masyarakat yang cenderung mengesampingkan pertanian sebagai sumber penghasilan utama,” ujarnya.
Menghadapi tantangan-tantangan itu, maka rektor merekomendasikan sejumlah hal untuk memaksimalkan program food estaste. Selain mengusulkan pembentukan BOFE, Dr Mury juga merekomendasikan untuk melakukan mobilisasi perguruan tinggi untuk mengawal transformasi sosio-kultur masyarakat dalam perubahan gaya hidup, sumber nafkah dan aktivitas keseharian.
“Mengkaji model local partnership dengan investor dalam mengelola lahan kepemilikan. Model terse but perlu sejalan dengan program Reforma Agraria,” katanya.
Rekomendasi lainnya dari rektor yakni mengembangkan kegiatan pertanian pada modal secara ramah lingkungan. Dan terakhir melindungi lokal sakral masyarakat melalui bentuk yang lebih produktif seperti penggunaan tanaman bernilai ekonomi dan eksotis.
Dalam kegiatan tersebut, Rektor USU menjadi pembicara bersanding dengan Drs Nikson Nababan, MSi (Bupati Tapanuli Utara), Ir Ali Jamil Harahap, MP, PhD (Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian - Kementan RI), Erik Hadi Saputra SKom, MEng (Direktur Kehumasan dan Urusan Internasional Universitas AMIKOM Yogyakarta).