Medan-USU: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara menggelar orasi ilmiah dalam rangkaian dies natalis ke 5 kampus mereka di gedung Auditorium pada Rabu (15/3). Seminar tersebut menghadirkan beberapa orang pembicara antara lain Prof. Achir Yani (Guru Besar Fakultas Ilmu Keperawatan UI), Erniyati, SKp, MNS, dan Esti B Rahayu (Pengurus PPNI Sumatera Selatan). Kegiatan yang digelar menjelang acara puncak Dies itu dihadiri oleh sekitar 1.476 peserta, mulai dari mahasiswa, institusi, sampai profesional keperawatan.

Orasi Ilmiah Dies FKep 1Dekan Fakultas Keperawatan dr. Dedi Ardinata, M.Kes mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan tersebut kepada beberapa pihak yang telah banyak membantu. Dedi Ardinata berharap seminar yang diadakan tersebut dapat bermanfaat kepada para mahasiswa untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. “Kemudian saling berbagi ilmu itu kepada yang lain sehingga berhasil guna dan bermanfaat tidak saja untuk kita bahkan juga orang lain," ujarnya.

Prof. Achir Yani yang berkesempatan pada sesi pertama orasi ilmiahnya menyebutkan beberapa topik bahasan yaitu keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai profesional, pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi, peran pendidikan keperawatan dalam peningkatan mutu, dan tindak lanjut UU no. 38 Tahun 2015 tentang keperawatan untuk peningkatan mutu PT Keperawatan.

Orasi Ilmiah Dies FKep 2Sebagai seorang proffesional, katanya, karakter utama yang dimiliki antara lain intelektual, komitmen moral, otonomi, kendali proffesional, dan tanggung gugat. Prof. Achir Yani juga menyebutkan strategi dalam meningkatkan mutu pendidikan keperawatan yaitu menyepakati standar pendidikan, melakukan akreditasi PT dan PS oleh LAM PT, menggerakkan focal points Keperawatan oleh PPNI untuk mengawal mutu, mengatur dan mendorong fungsi kolegium keperawatan, serta memfasilitasi koordinasi dan kerjasama penggunaan wahana praktik.

Orasi Ilmiah Dies FKep 3Sementara Erniyati, SKp, MNS yang bicara pada sesi kedua menyebutkan pertambahan jumlah pendidikan tinggi keperawatan yang pesat di Indonesia terutama pada dasawarsa kedua dan ketiga. USU sendiri berada pada dasawarsa kedua (1993-2003) namun ditutup kembali karena ketiadaan dosen, tapi hal itu tak berlangsung lama sebab tiga tahun kemudian program studi sejenis berdiri di tujuh universitas negeri termasuk USU. Pada periode ini, pola kurikulum pendidikan tinggi keperawatan mengalami perubahan sehingga gelar lulusan yang tadinya sarjana keperawatan (S.Kp) berubah menjadi S.Kep.,Ns. Saat ini jumlah program studi untuk pendidikan tinggi keperawatan setingkat sarjana di Indonesia sudah ratusan di tiap provinsi, dan anggota Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) mencapai 283.

Erniyati juga mengungkapkan program ekstra kurikuler yang dapat mendukung pengembangan karakter dan kepribadian mahasiswa yaitu bagaimana mahasiswa merasa sebagai bagian dari kelompok atau sesuatu yang khusus, bagaimana mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan hubungan dengan orang dewasa dan kelompok prososial, mendorong mahasiswa untuk mencapai sesuatu yang penting sambil mengikuti aturan yang mengharuskan mahasiswa ikut bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk mencapai standar tertentu, mahasiswa diberi kesempatan untuk melaksanakan peran sebagai pemimpin, dan bagaimana mahasiswa dapat mengembangkan karakter dan kepribadiannya sesuai dengan tahapan perkembangan usianya.

Orasi Ilmiah Dies FKep 4Pada sesi berikutnya Esty Budi Rahayu dengan judul materi “Implikasi Complementary In Holistic Nursing Terhadap Keprofesian dan Praktik Mandiri Perawat di era MEA 2015” menyampaikan bagaimana derasnya arus tenaga kerja keperawatan menjelang MEA 2015 nanti. Disebutkan bahwa tantangan bagi profesi perawat untuk hal tersebut seperti kemampuan untuk bersaing dalam memberikan yang terbaik tidak hanya dibidang akademik namun juga dalam pelayanan keperawatan dan terjadi integrasi diantara keduanya, dan perawat juga harus segera berbenah diri tidak hanya dari segi target kuantitas namun juga dalam hal peningkatan kualitas dan profesionalisme.

Tentang Holistic Nursing, Esty menyebutkan beberapa definisi dari berbagai pihak antara lain menyebutkan keperawatan holistik adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan yang menggunakan konsep holistik meliputi dimensi fisik (body), jiwa (soul), fikiran (mind), spriritual dan sosiokultural. (ori/humas)

PetaIkonikUSU