Medan-USU: Duta Besar Perancis untuk Indonesia Corinne Breuze mengakui, saat ini tantangan dunia pendidikan sangat besar dan kuat sekali.

Dubes Prancis 1
Hal itu disampaikannya saat membuka pertemuan 7th Joint Working Group on Indonesia-French Cooperation in Higher Education and Research di Ruang IMT-GT Biro Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Senin (9/3). Pertemuan itu sendiri akan berlangsung dua hari 9-10 Maret 2015 dengan mengambil tema ‘’How Education and Research Respond to Sustainable Development?”.

 

Hadir dalam pembukaan itu Menristek Dikti diwakili Direktur Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti Prof.Ir. Hermawan Kresno Dipojono, MSEE., Ph.D, Rektor USU Prof. DR. dr. Syahril Pasaribu, Direktur IFI Bertrand de Hartingh, mewakili Walikota Medan, Drs. Hasan Basri, MM, para rektor PTN dari beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia. Ketua Umum SNMPTN 2015 yang juga Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Rochmat Wahab. Hadir juga ratusan rektor dari universitas dari Perancis.

Dubes Prancis 2Menurut Dubes, dimana-mana, baik di perusahaan, universitas, pos-pos administrasi, media maupun lembaga penelitian, permintaan akan SDM yang berkualitas selalu meningkat. Hal itu sebabnya, usaha kita untuk bekerja sama sangat penting. Dalam membentuk mahasiswa-mahasiswa, baik Indonesia maupun Perancis, kita tidak hanya mengajarkan mereka dua kemampuan bahasa, namun juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan pengetahuan dan kemahiran yang akan selalu berguna di sepanjang karir mereka (para mahasiswa). Akan tetapi, menurut Dubes Corinne Breuze menyatakan, tantangan kerja sama kita tidak berhenti sampai di sini. Dalam beberapa bulan, COP 21 Konferensi Tingkat Tinggi yang sangat menentukan mengenai perubahan iklim, akan diselenggarakan di Paris. Kerjasama ilmiah belum pernah sebelumnya sekrusial ini dalam pemahaman dan perkembangan teknologi yang dibutuhkan di masa yang akan datang.

Dubes Prancis 3Kami (Perancis) semua membutuhkan seluruh ilmu pengetahuan yang anda (Indonesia) miliki sekarang ini, baik dalam bidang lingkungan, kesehatan, perkembangan ekonomi maupun sosial. Bahwa kita semua memerlukan jawaban konkrit saat ini juga untuk semua persoalan yang muncul di dunia akibat kegagalan kita dalam merawatnya. Perancis dan Indonesia, bergotong-royong untuk mencapai tujuan ini. Pembahasan-pembahasan yang akan dilakukan di kongres ini merupakan bukti. Melalui pembahasan-pembahasan ini, kita dapat mengusulkan praktik-praktik kerja baru dalam bidang pengelolaan air, pengurangan gas rumah kaca, pemulihan sumber daya laut, dan bidang-bidang lainnya yang menjadi tema tahun ini. Kongres tahunan ini, kata Dubes Corinne Breuze, bersamaan dengan pembahasan dalam kelompok-kelompok kerja, bukan semata pertemuan formal saja. Keputusan-keputusan atas pendidikan para intelektual negeri ini atau atas program-program riset bersama membentuk struktur kerjasama di masa depan, namun juga jawaban-jawaban atas berbagai persoalan di planet ini.

Momen Penting

Dubes Corinne Breuze mengaku senang sekali dapat kembali ke Medan untuk membuka kongres kerjasama ilmiah dan Universitas Perancis-Indonesia ke -7. Pertemuan akbar kerjasama tahunan ini berlangsung secara bergantian di Perancis dan di Indonesia. Disebutkan Dubes Corinne Breueze, untuk pertamakalinya kongres ini diadakan di Sumatera. Diakuinya, Perancis dan Indonesia berada pada momen penting kerjasama ilmiah dan universitas Perancis-Indonesia. Sejak empat tahun lalu, kerjasama ini telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Jumlah kolaborasi kerja berlipat ganda, program-program ilmiah dan universitas berkembang dan pertukaran mahasiswa mengalami peningkatan pesat. Kemajuan ini tidak mungkin terjadi tanpa dukungan dari pemerintah Indonesia, khususnya dukungan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang selalu menyambut secara positif semua permintaan.

Dubes Prancis 4Bersama-sama kedua negara telah menjalankan program-program beasiswa gabungan yang memberikan kesempatan kepada para mahasiswa terbaik Indonesia untuk dapat pergi ke Perancis dengan kondisi yang sangat memuaskan. Jumlah mahasiswa Indonesia yang melanjutkan kuliah mereka di Perancis meningkat dari tahun ke tahun; 752 mahasiswa pada periode 2007-2010; dan 1.550 mahasiswa pada periode 2011-2014 yang mana 402 orang di antaranya baru saja berangkat tahun lalu. Namun, jumlah tersebut belumlah memuaskan. Perancis, khususnya universitas-universitas dan grandes ecolesnya, berharap dapat menerima lebih banyak lagi mahasiswa Indonesia, dan hal itu ditandai dengan kehadiran mereka pada kongres ini.

Secara bersamaan, jumlah perguruan tinggi Perancis dan Indonesia yang telah menjalin kerjasama juga meningkat secara konstan. Sudah lebih dari 150 perjanjian kerja yang terlaksana hingga saat ini, baik yang telah berjalan maupun yang akan direncanakan, dimana sebelumnya hanya ada 5 perjanjian di tahun 2015. Dubes Perancis sangat berharap bahwa kemajuan ini akan terus berlanjut, termasuk juga, peningkatan jumlah mahasiswa Perancis yang datang ke Indonesia, yang sampai saat ini jumlahnya jauh dari memuaskan.

200 Beasiswa

Sementara itu Menristek Dikti diwakili Direktur Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti Prof.Ir. Hermawan Kresno Dipojono, MSEE., Ph.D, menyatakan DIKTI akan memberikan beasiswa bagi 200 PhD pada tahun 2015 dalam kondisi seperti; mendukung kolaborasi yang ada. Harus memiliki kesepakatan bersama / MoU (s) antara universitas di Indonesia dan luar negeri. Target publikasi internasional. Gelar Bersama / Program Ganda gelar menjadi lebih disukai. Diakui Hermawan, ada 20 penelitian kolaboratif antara Indonesia dan Universitas Perancis yang didanai melalui skema International Joint Research dan Publikasi sejak 2013.

Dubes Prancis 5Sementara Rektor USU dalam sambutannya menyatakan, memasuki tahun akademik 2013/2014, telah mengelola 14 fakultas, termasuk fakultas yang terakhir berdiri yaitu Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Dari seluruh bidang ilmu yang diasuh pada 14 fakultas dan Sekolah Pascasarjana, tersebut USU menyelenggarakan 15 program Diploma II dan 1 program Diploma IV, 47 program studi sarjana strata satu, 6 program pendidikan profesi, 38 program magister (S2), 22 program doktor (S3) dan 22 program pendidikan spesialis.

Berbanding keadaan tahun akademik sebelumnya, maka jumlah total program studi yang dikelola USU, telah meningkat dari 141 program studi pada tahun 2011/2012 menjadi 151 program studi pada tahun 2012/2013, dengan jumlah mahasiswa yang terdaftar hingga Agustus 2013 mencapai 44.805 orang termasuk jumlah mahasiswa yang baru diterima melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. USU hingga 25 Februari 2015, sudah meluluskan 156.580 orang. (humas)

PetaIkonikUSU