Dua Staf Pengajar USU masing-masing dari Fakultas Ekonomid dan Fakultas Teknik dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap USU oleh Rektor Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) di gedung Gelanggang Mahasiswa, Sabtu (09/10). Mereka adalah Erlina, S.E., M.Si., Ak., Ph.D. dari Fakultas Ekonomi dan Dr. Ir. St. Roesyanto, M.Sc.dari Fakultas Teknik.

 

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul "Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah di Indonesia", Erlina mengatakan tingkat pengelolaan keuangan oleh pemerintah daerah (Pemda) rendah. Artinya, publik tidak bisa mempercayai sepenuhnya informasi keuangan yang disajikan pemda dalam laporan pertanggungjawaban. Kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat ketentuan agar pemda membuat laporan keuangan secara komprehensif berupa neraca, laporan arus kas, dan laporan realisasi anggaran telah diamanatkan Undang-Undang (UU) No 25/1999 tentang Keuangan Daerah. Erlina menyimpulkan kondisi di atas berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

 

Dari hasil pemeriksaan BPK, antara lain muncul persoalan berupa kurangnya independensi auditor inspektorat dalam melaksanakan tugasnya. Ini dapat dilihat dari strukturnya yang berada di bawah kepala daerah dan sejajar dengan dinas, badan, atau kantor lainnya.

 

Guru Besar Akuntansi Sektor Publik yang lahir pada 22 Mei 1965 ini menyatakan, setidaknya ada empat yang bisa dilakukan untuk melakukan penguatan atau penajaman kualitas pengelolaan maupun laporan keuangan daerah yang masih memprihatinkan itu.

 

Keempat langkah tersebut adalah penambahan kuantitas dan perbaikan kualitas sumberdaya manusia (SDM) pengelola keuangan daerah, perbaikan kualitas belanja daerah untuk lebih mengutamakan belanja modal yang menambah nilai ekonomis dan investasi publik, dan sinkronisasi tujuan akhir masing-masing aturan terkait keuangan daerah harus dapat bersinergi antara satu aturan dengan aturan lainnya.

 

Terakhir, peran inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah harus ditingkatkan. Langkah yang bisa ditempuh, terutama oleh pemda, di antaranya dengan meningkatkan kompetensi auditor inspektorat dengan mengikutsertakan mereka dalam pelatihan-pelatihan pengelolaan keuangan daerah.

 

Ini diperlukan karena pada kenyataannya masih ada auditor yang tidak memahami penatusahaan APBD dan pertanggungjawabannya, terutama di dalam meninjau ulang (review) laporan keuangan. Auditor juga perlu dibekali pengetahuan teknik dan prosedur audit. Sebab, pada kenyataannya masih banyak auditor yang belum menguasai kedua hal tersebut.

 

Roesyanto, dalam pidato pengukuhannya yang berjudul "Pondasi Tiang Rakit (Piled Raft), Alternatif Desain Sistem Pondasi yang Lebih Ekonomis" menyatakan bahwa berdasarkan analisis hasil uji eksperimental, sistem pondasi tiang rakit bisa memberikan penghematan terhadap desain pondasi tiang konvensional. Penghematan itu dengan cara menempatkan seluruh beban struktur dari pondasi tiang konvensional ke pondasi tiang rakit.

 

Oleh karena itu, Roesyanto yang lahir pada 29 Juni 1951 ini menyarankan pemakaian desain sistem pondasi tiang rakit pada kondisi tanah yang relatif baik untuk memberikan daya dukung yang cukup bagi pondasi rakit untuk optimaisasi desain. (vie)

PetaIkonikUSU