Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) mengukuhkan dua orang Guru Besar Tetap Fakultas Farmasi USU yaitu Prof. Dr. Rosidah, M.Si, dan Sdr. Prof. Dr. Karsono, Apt. pada Sabtu (19/02) di Gelanggang Mahasiswa USU.

 

Dalam sambutan tertulisnya Rektor mengatakan bahwa USU saat ini menjadi perguruan tinggi yang diperhitungkan di Indonesia bahkan di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan masuknya USU bersama ITS Surabaya dan Undip Semarang masuk dalam jajaran 100 besar perguruan tinggi dunia untuk kategori “Ranking Web of World Repositories”, sebagaimana publikasi Webometrics dalam edisi January 2011 yang menempatkan Universitas Sumatera Utara pada peringkat 91 dunia.

 

Peningkatan ranking tersebut juga berdampak pada meningkatnya “World Rank” atau rangking dunia bagi USU” dari 2.356 pada Juli 2010 menjadi 1.056 pada Januari 2011. Artinya, dalam satu semester berjalan posisi rangking dunia USU telah mengalami kenaikan sebanyak “1.300 point”. Sedangkan untuk Asia Tenggara USU kini menduduki peringkat 33, dan untuk tingkat nasional USU menduduki “peringkat 6” versi “4 Internasional Colleges and University (4ICU)”, terang Rektor. Hal ini perlu disampaikan hadirin yang hadir agar saling memiliki persepsi yang sama tentang hal ini, bahwa prestasi yang diperoleh USU bukanlah atas hasil dari kerja keras kami semata, tapi adalah juga berkat dukungan dari kita semua, demikian Rektor.

 

Prof. Dr. Rosidah, M.Si. dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Potensi Herbal Sebagai Anti Oksidan Dalam Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit mengatakan bahwa tanpa disadari dalam tubuh manusia secara terus menerus akan terbentuk radikal bebas melalui peristiwa metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi dan akibat respon terhadap pengaruh dari luar tubuh misalnya polusi lingkungan, ultraviolet, asap rokok dan lain-lain. Oleh sebab itu tubuh memerlukan substansi penting yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatifnya.

 

Ditambahkan bahwa antioksidan adalah zat yang dapat melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh molekul tidak stabil yang dikenal sebagai radikal bebas. Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alam adalah yang berasal dari tumbuhan. Masyarakat yang sering makan buah-buahan dan sayur-sayuran memiliki resiko yang lebih kecil untuk menderita penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya. Menurutnya sayur-sayuran dan buahan-buahan yang sangat dibutuhkan untuk antioksidan ini adalah jeruk, brokoli, lidah buaya, bawang putih, bayam, kapulaga, sambiloto, mentimun, teh, kunyit, temulawak, wortel, sambung nyawa, kencur, peria, pare, mengkudu, kumis kucing, delima, tomat, coklat, brotawali, halaba, jahe, dan kedelai.

 

Sementara Prof. Dr. Karsono, Apt. dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Inovasi Pengembangan Teknologi Formulasi Sediaan Pediatrik ini mengatakan, bahwa obat didefenisikan debagai suatu zat yang dipakai untuk didagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati penyakit pada manusia dan hewan. Obat dapat berasal dari alam dan dapat diperoleh dari sumber mineral, tumbuh-tumbuhan atau hewan. Selain itu obat juga dapat dihasilkan dari sintesis kimia organik atau biosintesis.

 

Selanjutnya ia mengatakan bahwa bentuk sediaan tablet melarut cepat sebagai alternatif arah inovasi pengembangan formulasi sediaan pediatrik adalah sangat sesuai khususnya bagi pasien yang sulit menelan obat, mabuk perjalanan, pasien sakit jiwa, serangan alergi atau batuk tiba-tiba, dimana tindakan yang sangat cepat dibutuhkan karena bentuk sediaan ini menawarkan banyak keuntungan dan memenuhi syarat prisnsip-prinsip bentuk sediaan yang ideal yaitu mudah diberikan. Terakhir menurutnya lagi bahwa pada saat ini penelitian bentuk sediaan tablet melarut cepat sedang digalakkan di Laboratoium Teknologi Sediaan Solid Fakultas Farmasi USU, dengan dua pendekatan yaitu pertama, dengan pendekatan pengecilan ukuran partikel zat aktifnya menjadi ukuran nanopartikel, kemudian diformulasikan menjadi bentuk sediaan tablet malarut cepat, sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan biovailabilitas. (vie)

PetaIkonikUSU